Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa berdasarkan indikator-indikator yang ada, perekonomian nasional masih cukup kuat. Menurutnya, pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi saat ini lebih disebabkan oleh faktor eksternal.
Menurut Jokowi, saat ini fundamental ekonomi Indonesia sangat baik, dari beberapa sisi seperti angka inflasi, neraca perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dan pasar obligasi menunjukkan hal yang positif.
Pada Februari 2015 kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada Februari 2015 terjadi deflasi sebesar 0,36 persen di mana secara year on year mencapai 0,61 persen. Sedangkan neraca perdagangan mencetak surplus sebesar US$ 710 juta. IHSG juga terus mencetak rekor tertinggi hingga menembus level 5.500.
"Sudah saya sampaikan fundamental ekonomi kita baik, inflasi sangat rendah bahkan Januari kemarin deflasi. Yang kedua, IHSG naik, yang ketiga pasar obligasi naik," kata Jokowi saat meresmikan terminal penerimaan dan regasifikasi Arun, Lhoksumawe, Aceh Utara, Senin (9/4/2015).
Ia mengaku, selama ini pemerintah sebagai pengampu kebijakan fiskal selalu berkordinasi dengan Gubernur Bank Indonesia yang menjadi pengampu kebijakan moneter. Menurutnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardodjo terus bekerja sama dengan Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro untuk mengantisipasi faktor global tersebut.
"Kami selalu bertemu dengan Gubernur BI untuk mengantisipasi ini, tapi ini faktor global, kami waspada tapi tetap tenang-tenang saja," ungkapnya.
Menurut Jokowi, pelemahan mata uang, tidak hanya dialami oleh Indonesia, hal tersebut disebabakan oleh faktor global. " Ini kan karena faktor global faktor eksternal dan semua negara mengalami," tutupnya.
Data valuta asing Bloomberg, Senin (9/3/2015), menunjukkan nilai tukar rupiah melemah 0,54 persen ke level 12.046 pukul 9:46 waktu Jakarta. Rupiah juga tercatat dibuka melemah di level 12.993 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Hingga menjelang siang, nilai tukar rupiah masih berkutat di kisaran 12.993 - 13.052 per dolar AS. Rupiah sempat mencatatkan pelemahan cukup signifikan ke level 13.048 dari level pembukaan di kisaran 12.900 per dolar AS tersebut. (Pew/Gdn)
Jokowi: Pelemahan Rupiah Bukan Gambaran Fundamental Ekonomi RI
Menurut Jokowi, pelemahan mata uang, tidak hanya dialami oleh Indonesia, hal tersebut disebabakan oleh faktor global.
diperbarui 09 Mar 2015, 17:00 WIBDiterbitkan 09 Mar 2015, 17:00 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kampanye, Cagub-Cawagub Sultra ASR-Hugua Tawarkan 8 Program Unggulan Ini ke Warga
Top 3 Islami: Amalan Datangkan Rezeki Tak Disangka Abah Guru Sekumpul, Kisah Kiai Bangun Rumah Modal Segenggam Pasir dari Gus Dur
Cuaca Hari Ini Sabtu 5 Oktober 2024: Jabodetabek Bakal Cerah Berawan di Siang Nanti
Canggih, Lembaga Riset Alibaba Kembangkan Alat Skirining Kanker dengan Teknologi AI
Ban Jadi Komponen Penting di Mobil, Begini Cara Merawatnya
3 Resep Gulai Tempe yang Lezat untuk Masak Satset di Akhir Pekan
Studi: Hampir Setengah Pemilih di AS Ingin Punya Presiden Pro-Kripto
5 Oktober 1991: Pesawat Hercules TNI Jatuh di Condet Tewaskan 135 Orang, Hanya 1 Penumpang Selamat
Rekomendasi Destinasi Wisata dengan Pesona Alam Menawan di Ciamis
Cara Mudah Dapat Passive Income Lewat Bisnis Online
Manchester United Harus Terima Konsekuensi Pahit Jika Gagal Rebut Tiket Liga Champions
Chandra Asri Terus Ekspansi ke ASEAN, Terbaru Akuisisi Shell Energy Singapura