Pembangkit Energi Terbarukan Jadi Andalan Listriki Sekolah

Wilayah sulit dijangkau infrastruktur kelistrikan dapat diatasi dengan memanfaatkan energi baru terbarukan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 20 Mar 2015, 17:51 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2015, 17:51 WIB
Menengok Pembangkit Listrik Gabungan Tenaga Angin-Surya di Yogya
Gabungan tenaga surya dan angin menjadi pilihan di Pantai Gesing karena letak pantai yang menghadap Samudera Hindia

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mendorong penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk melistriki sekolah di daerah terpencil.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dasar dan Menengah,  Anies Baswedan menyatakan, ada 8,4 persen atau 17.250 sekolah belum teraliri listrik dari 208 ribu sekolah yang ada.

"Dalam catatan kami dari 208 ribu, ada 8,4 persen sekolah belum mendapatkan listrik di Indonesia. Padahal elektrifikasi nasional  84 persen," ujar Anies di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (20/3/2015).

Menteri ESDM, Sudirman Said mengungkapkan, untuk mengurai permasalahan tersebut, bisa diterapkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) pada sekolah yang berada di wilayah terpencil. Pasalnya, wilayah tersebut sulit dijangkau infrastruktur kelistrikan.

"Ada kebutuhan dan saya rasa di daerah terpencil. Kita akan jadikan titik-titik tempat penyelenggaraan pendidikan sebagai hub untuk menumbuhkan listrik dengan basis energi baru," tutur Sudirman.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana menambahkan, sekolah tersebut tak hanya menjadi konsumen listrik yang berasal dari EBT, tetapi juga bakal menjadi teknisi perawatan pembangkit dengan mendidik siswanya.

"Sekolah yang di dalamnya tidak hanya untuk penerangan tapi menciptakan sekolah itu sebagai bengkel agar mereka mampu memelihara fasilitas EBT yang ada," pungkasnya. (Pew/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya