Pemerintah Gunakan World Economic Forum Buat Promosi Nawacita

Dari 1.000 undangan yang disebar, ada 600 undangan yang menyatakan hadir dalam World Economic Forum (WEF) on East Asia 2015.

oleh Septian Deny diperbarui 20 Apr 2015, 11:28 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2015, 11:28 WIB
Menteri Perdagangan RachmatGobel dengan Senior vice President JICA, Hideaki Domichi dalam rangkaian WEF.
Menteri Perdagangan RachmatGobel dengan Senior vice President JICA, Hideaki Domichi dalam rangkaian WEF (Foto: Kementerian Perdagangan).

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menegaskan bahwa Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) on East Asia 2015 yang berlangsung selama 3 hari di Jakarta bukan sebagai forum untuk membicarakan masalah investasi di Indonesia.

Menurut Rachmat, forum yang menghadirkan para pemimpin perusahaan dari seluruh dunia ini akan dimanfaatkan pemerintah untuk memberikan penjelasan kepada para undangan tersebut terkait visi dan misi pemerintahan saat ini.

"Ini kan bukan forum investasi, tapi pertemuan para pelaku industri. Kami akan jelaskan posisi pemerintah Indonesia sekarang melalui Nawacita menjadi visi misi presiden," ujarnya di Hotel Shangri La, Jakarta, Senin (20/4/2015).

Rachmat mengungkapkan, forum ini menjadi media yang tepat bagi pemerintah untuk mempromosikan Indonesia. Dengan demikian dampak terhadap investasi akan terasa dalam jangka panjang.

"Karena di sini ada 600 peserta dari 1.000 undangan yang disebarkan. Ada banyak top pemimpin perusahaan besar. Di sini kami menjelaskan pemikiran dari pemerintah Indonesia, ke depan bagaimana trade policy kami," lanjutnya.

Sementara itu, mengenai kebijakan pengetatan produk-produk negara lain yang masuk ke Indonesia yang diterapkan oleh Kementerian Perdagangan selama ini, Rachmat menyatakan bahwa hal tersebut dilakukan bukan lantaran Indonesia anti terhadap produk impor.

Melainkan hal ini sebagai bentuk penyaringan terhadap produk yang masuk agar lebih berkualitas.

"Kami tidak proteksi, kebijakan yang kami ambil adalah untuk tingkatkan value dalam negeri. Salah satunya investment harus melindungi pasar dalam negeri dari produk-produk kualitas rendah dari luar. Karena kami ingin konsumsi produk yang kualitasnya bagus," tandasnya. (Dny/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya