Jokowi: Kemiskinan Jadi Tantangan Negara di Asia dan Afrika

Kerja sama antar negara tersebut harus sesuai dengan prinsip kerja sama Internasional dimana harus transparan dan saling menguntungkan.‎

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 21 Apr 2015, 11:23 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2015, 11:23 WIB
Bendera Negara Peserta KAA Hiasi Jalan Jakarta
Bendera negara peserta Konferensi Asia Afrika ke-60 terpasang di dinding proyek MRT kawasan Bundaran HI, Jakarta, Selasa (14/4/2015). Persiapan ini dilakukan di sepanjang jalur yang dilalui peserta negara KAA ke-60. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam pidatonya saat membuka acara Asia Afrika Business Summit atau Konferensi Asia Afrika ke 60 di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Selasa (21/4/2015), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan tantangan utama negara di kawasan Asia dan Afrika yang harus segera diselesaikan.

Diharapan para pemimpin dunia, Jokowi mengungkapkan jika tantangan tersebut bisa diselesaikan maka bisa membawa negara-negara di kawasan Asia dan Afrika bertransformasi menjadi negara maju.

"‎Negara Asia dan Afrika juga masih menghadapi tantangan, kawasan yang memiliki jumlah penduduk 5,4 miliar jiwa atau 75 persen dari total penduduk dunia, sebagian besar masih miskin dan korban konflik‎," kata mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.  Besarnya angka inflasi juga menjadi hal yang tidak kalah penting yang menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan negara-negara Asia Afrika.

Jokowi mencatat, angka inflasi di kawasan Afrika pada tahun lalu mencatatkan angka di atas 6 persen, sedangkan di kawasan Asia masih sebesar 4,7 persen. Hal inilah yang seharusnya dapat diturunkan dalam beberapa waktu ke depan.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan angka inflasi adalah meningkatkan kerja sama perdagangan antar negara-negara di kawasan tersebut. "Saat ini peningkatan kerja sama antar negara Asia Afrika belum mencerminkan yang sebenarnya, masih banyak potensi yang bisa digali," tegas mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Namun dengan catatan, kerja sama antar negara tersebut harus sesuai dengan prinsip kerja sama Internasional dimana harus transparan dan saling menguntungkan.‎

Setelah pembukaan oleh Jokowi, rangkaian acara selanjutnya dalam KAA adalah plenary session I  yang akan diisi oleh Presiden China Xi Jinping dan dimoderatori Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) ‎Suryo B Sulisto‎.

Xi Jinping akan menjadi pembicara utama bersama Presiden Ethiopia Mulatu Thesome Wirtu, dan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma yang diwakili oleh Menlu Afsel Maite Nkoana-Mashabane.‎ (Yas/Gdn)‎

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya