Sofjan Djalil Bicara Soal Buruknya Transportasi Jakarta

Buruknya infrastruktur transportasi di Indonesia menyebabkan pendapatan yang diterima oleh masyarakat habis untuk biaya transportasi.

oleh Septian Deny diperbarui 21 Apr 2015, 15:57 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2015, 15:57 WIB
Demo Pengendara Motor Bikin Bundaran HI Macet Panjang
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan panjang di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Kamis (8/1/2015). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menyatakan bahwa pemerintah akan mendorong pembangunan infrastruktur di sektor transportasi. Pasalnya, buruknya sektor tersebut selama ini menjadi salah satu penghambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Menurut Sofyan, sebagai negara yang besar, kebutuhan transportasi sangat penting untuk menunjang mobilitas masyarakat. Ia mencontohkan, sebagai ibukota negara, Jakarta masih belum ditunjang dengan sarana transportasi umum yang memadai. Padahal, mobilitas masyarakat di Jakarta sangat penting untuk mendorong perputaran dana.

"Ini sedihnya. Kalau Anda tinggal di luar kota harus bangun jam 5 pagi. Bagus orang Islam untuk shalat subuh. Tapi kadang ada yang tidak shalat subuh karena kalau shalat bisa terlambat kejebak macet. Inikan sedih sekali," ujarnya di Hotel Shangri La, Jakarta, Selasa (21/4/2015).

Menurut Sofyan, buruknya sistem transportasi dan tingkat kemacetan di Jakarta, bukan hanya dirasakan oleh masyarakat saja. Bahkan sebagai menteri, Sofyan pun masih harus menghadapi kemacetan setiap hari.

"Saya tinggal di Menteng, mau kerja ke Lapangan Banteng itu butuh 45 menit. Bagaikan kalau saya atinggal di Cinere, baru keluar sudah macet.
Karena infrastruktur tidak ada. Oleh sebab itu kita harus dukung bahwa infrastruktur  itu kebutuhan bersama," lanjutnya.

Dia mengungkapkan, buruknya infrastruktur transportasi di Indonesia ini juga menyebabkan pendapatan yang diterima oleh masyarakat habis untuk biaya transportasi.

"Biaya habis, 30 persen gaji unuk transportasi. Sedihnya lagi jam 5 harus keluar anak masih kecil ditinggalin. Dia (anak) bangun sudah tidak ada ibunya. Kemudian pulang jam 9 malam," katanya.

Oleh sebab itu, masalah-masalah seperti ini yang coba diselesaikan oleh pemerintah melalui pembangunan infrastruktur transportasi.

"Itu yang harus kami selesaikan segera. Kalau ada light rail misalnya, dari Bekasi ke Jakarta barangkali orang tidak perlu bangun jam 5, bisa jam 7. Karena light rail hanya butuh waktu setengah jam ke Thamrin misalnya," tandasnya. (Dny/Gdn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya