RI Mesti Genjot Budidaya Laut untuk Wujudkan Negara Poros Maritim

Potensi budidaya laut yang mencapai 4,58 juta hektar baru dimanfaatkan sekitar 2 persen.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 28 Apr 2015, 10:45 WIB
Diterbitkan 28 Apr 2015, 10:45 WIB
Sail Karimata 2016: Keindahan Dasar Laut Hingga Puncak Gunung
Konservasi Kelautan

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan budidaya laut atau disebut marikultur memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Hal itu juga sejalan dengan misi Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadikan Indonesia sebagai negara poros maritim.

Namun begitu, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Slamet Soebjakto mengatakan, budidaya laut masih minim yang dikembangkan melihat dari lahan yang ada.

"Saat ini potensi lahan marikultur Indonesia yang mencapai 4,58 juta hektar baru dimanfaatkan sekitar 2 persen. Belum lagi prospek pengembangan usaha marikultur yang dapat dilakukan mulai wilayah garis pantai hingga ke area lepas pantai," kata dia dalam keterangannya, Jakarta, Selasa (28/4/2015)

Dengan kondisi tersebut, pihaknya berharap ke depan untuk rumput laut misalnya dapat dikembangkan sampai  wilayah garis pantai sampai dengan 4 mil.  Sedangkan untuk wilayah di atas 4 mil dapat dikembangkan budidaya laut dengan menggunakan Karamba Jaring Apung (KJA) seperti Kakap, Kerapu, Bawal Bintang, Abalone atau bahkan Tuna.

"Komoditas marikultur merupakan komoditas ekspor dan banyak diminati oleh pasar luar negeri yang masih sangat terbuka lebar," ujar Slamet.

Potensi yang ada di Tanah Air begitu besar, Slamet mencontohkan seperti yang ada di wilayah Kabupaten Pesisir Selatan provinsi Sumatera Barat. Dia mengatakan, lahan budidaya seluas 415 ha, sebagian besar dikembangkan untuk budidaya laut seperti kerapu dengan sistem karamba jaring apung (KJA) dan juga rumput laut.

"Kerapu saat ini masih menjadi primadona ekspor dengan tujuan China dan Hongkong," tutur Slamet.

Slamet mengatakan, Kementerian Kelautan dan Perikanan memberikan bantuan baik berupa permodalan maupun peralatan untuk mendukung pengembangan perikanan budidaya khususnya di kabupaten Pesisir Selatan.

"Sejak tahun 2011, DJPB telah menyalurkan bantuan permodalan melalui PUMP-PB sebanyak 3 paket senilai Rp 300 juta dan pada 2014, kami salurkan bantuan permodalan sebanyak 34 paket senilai Rp 1,19 milyar. Di samping itu juga kami serahkan KJA Ramah lingkungan sebanyak 9 unit sejak tahun 2011 – 2014. Ini semua kami harapkan mampu meningkatkan produksi perikanan budidaya di Kabupaten Pesisir Selatan," tandas dia. (Amd/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya