Bulog Ambisi Stok 4 Juta Ton Beras Sampai Akhir Tahun

Jumlah beras tersebut akan sepenuhnya berasal dari pengadaan beras dalam negeri tanpa membuka keran impor.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 23 Jun 2015, 14:30 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2015, 14:30 WIB
Sulteng Dapat Bantuan 2.000 Ton Beras
Pasokan beras tersebut berkaitan dengan tingkat penyerapan beras di Sulteng.

Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog berambisi menyimpan stok beras hingga 4 juta ton sampai dengan akhir tahun ini. Jumlah beras tersebut akan sepenuhnya berasal dari pengadaan beras dalam negeri tanpa membuka keran impor.

Direktur Pelayanan Publik Perum Bulog, Wahyu Suparyono ‎menegaskan, pasokan beras sangat aman sampai enam bulan ke depan dengan stok 1,4 juta ton. "Kita punya pasokan 1,4 juta ton. Dan itu cukup hingga enam bulan ke depan dengan syarat pengadaan terus berjalan," paparnya saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (23/6/2015).

Dia memastikan, Bulog akan memperoleh tambahan stok 2 juta ton di periode Juni-Juli karena langsung menyerap dari sentra-sentra beras di Indonesia. Dengan demikian, Wahyu mengaku, dapat mengantungi stok 4 juta ton beras di akhir 2015.

"Jadi saya yakin sampai akhir tahun bisa dapat stok 4 juta ton beras, karena petani kita bisa menyediakan beras itu. Enggak perlu impor demi ketahanan pangan kita," pungkas dia.

Perbaiki manajemen gudang

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Perum Bulog memperbaiki manajemen gudang di seluruh Indonesia. Hal ini dilakukan untuk menghindari penurunan kualitas beras menjadi hitam, berkutu dan berjamur. Menanggapi permintaan ini, Bulog bergerak cepat.

Wahyumenyatakan kesiapan perusahaan untuk membenahi manajemen lebih dari 1.500 gudang penyimpanan beras di seluruh Indonesia. Termasuk memperbaiki kualitas, data dan distribusi beras miskin (raskin).

"Kita akan terus perbaiki, baru dua minggu lalu kami tinjau gudang. Gudang itu kita spray, reprosing beras-beras yang kurang bagus supaya beras layak dikonsumsi karena masyarakat harus makan beras layak," tegas dia. (Fik/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya