Beras Bulog Berkutu, Bapanas: Tak Boleh Distribusikan yang Tak Layak

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menegaskan kembali, beras yang didistribusikan kepada masyarakat harus dalam kondisi yang baik dan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan.

oleh Arief Rahman H Diperbarui 18 Mar 2025, 09:00 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2025, 09:00 WIB
5000 Ton Beras Impor Asal Vietnam Tiba di Pelabuhan Tanjung Priok
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Suharto saat rapat kerja bersama Kementerian Pertanian mengungkap temuan adanya sisa beras impor tahun lalu yang berkutu dan tak layak konsumsi di gudang Bulog di Yogyakarta. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi turun tangan merespons temuan beras berkutu di gudang Bulog. Dia langsung memerintahkan pengecekan dilakukan.

Dia mengatakan, usai ada informasi mengenai berss Bulog berkutu, pihaknya langsung menelepon Direktur Utama Perum Bulog Novi Helmy Prasetya.

"Sudah kan (upaya pengecekan), sekarang semua kan, sebagai kepala badan pangan saya minta tolong. Kemarin saya telepon Pak Dirut Bulog supaya bisa mencek kembali beras-beras yang ada di gudang," ungkap Arief, di kantor Kemenko Pangan, Jakarta, ditulis Selasa (18/3/2025).

Dia mengatakan, persoalan beras berkutu di gudang Bulog sudah selesai. Soal pengecekan sendiri, sudah ditangani oleh Perum Bulog sebagai pemilik beras tersebut. Termasuk juga upaya peneliharaan cadangan beras yang dikuasai.

"Treatment-nya kan ada di teman-teman Bulog, dan saya yakin Bulog juga mengerjakan," tegas dia.

Arief menegaskan kembali, beras yang didistribusikan kepada masyarakat harus dalam kondisi yang baik dan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan.

“Pertama, yang harus disampaikan adalah tidak boleh mendistribusikan beras yang tidak layak. Bisa apa aja, pokoknya yang tidak layak. Jadi kalau mendistribusikan harus yang bagus,” ujar Arief.

Perlu Perawatan

Soal kelayakan konsumsi, dia bilang beras tersebut harus melalui proses perawatan pengendalian hama melalui fumigasi sehingga memenuhi standar keamanan pangan agar layak dikonsumsi.

"Misalnya beras 3 bulan, 4 bulan, 6 bulan atau misalnya sampai setahun kan ada perawatannya. Tapi beras yang masuk speknya kadar airnya harus 14 persen. Enggak boleh enggak," ucapnya.

"Kemudian disimpan dengan gudang yang humidity-nya tertentu. Kan sudah ada check-list-nya," imbuh Arief.

 

Promosi 1

Wajar Diserang Hama

5000 Ton Beras Impor Asal Vietnam Tiba di Pelabuhan Tanjung Priok
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya

Terpisah, Direktur Supply Chain Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto mengatakan, beras memang merupakan komoditas pangan yang bisa diserang hama ketika proses penyimpanan. Terlebih CBP disimpan dalam kurun waktu yang cukup lama.

“Beras sebagai komoditas pangan berpotensi terkena serangan hama selama penyimpanan. Apalagi beras ini sebagai cadangan pangan pemerintah yang disimpan dalam waktu yang relatif lama,” ujar Suyamto.

Suyamto juga mengungkapkan, Bulog telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah meluasnya serangan hama tersebut. Menurutnya, Bulog kini sudah menerapkan konsep Pengelolaan Hama Gudang Terpadu (PHGT) dan monitoring kualitas dan serangan hama secara rutin oleh petugas gudang.

“Tindakan perawatan kualitas juga kita lakukan apabila terjadi serangan hama dengan spraying (penyemprotan) dan fumigasi, untuk memastikan beras yang dikeluarkan dari gudang bebas dari hama (kutu),” katanya.

Titiek Suharto Bilang Ada Beras Berkutu

Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Soeharto alias Titiek Soeharto.
Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Soeharto alias Titiek Soeharto. (Delvira).... Selengkapnya

Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Suharto saat rapat kerja bersama Kementerian Pertanian di Jakarta, Selasa (11/3/2025), mengungkap temuan adanya sisa beras impor tahun lalu yang berkutu dan tak layak konsumsi di gudang Bulog di Yogyakarta.

“Kami meninjau gudang Bulog di Yogya, di situ kami menemukan masih banyak beras sisa impor yang lalu dalam gudang sudah banyak kutunya,” kata Titiek saat rapat. Ia menyebut, beras itu merupakan stok impor yang dilakukan tahun lalu.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya