Pertamina Tak Akan Naikan Harga Elpiji 12 Kg

Ada kecenderungan penurunan harga liquefied petroleum gas (LPG) di pasar global.

oleh Septian Deny diperbarui 24 Jun 2015, 19:31 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2015, 19:31 WIB
Elpiji 12 Kg
Seorang pekerja tengah membereskan tabung gas elpiji 12 kg di salah satu toko di kawasan Pasar Rebo, Jakarta, Rabu (13/8/2014) (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) memastikan tidak akan menaikan harga Elpiji 12 kilogram (kg) sampai dengan 2016 nanti. Hal ini lantaran adanya kecenderungan penurunan harga liquefied petroleum gas (LPG) di pasar global.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Ahmad Bambang mengatakan, meski produk Elpiji 12 kg merupakan produk non-subsidi dan mengikuti harga pasar. Namun dari analisa perkembangan harga yang dilakukan oleh perseroan, dia memperkirakan harga elpiji tabung biru tersebut tidak akan mengalami perubahan yang signifikan.

"Kami sampaikan Elpiji 12 kg ikuti harga pasar. Kondisi ini terus terang memang tidak pasti. Tapi kalau lihat kecenderungan ke depan akan turun," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (24/6/2015).

Selain terkait harga pasar, Bambang juga menyatakan bahwa Pertamina akan mencari sumber bahan baku Elpiji yang lebih murah sehingga dapat menurunkan ongkos produksi.

"Kami lakukan efisiensi dengan cari alternatif pasokan di Iran," lanjutnya.

Hal tersebut juga diamini oleh Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), I Gusti Nyoman Wiratmaja. Dia menilai harga Elpiji di 2016 tidak akan jauh berbeda dengan tahun ini jika melihat analisa harga di pasar internasional.

"Waktu kami analisis berdasarkan kondisi terkini dan sampai tahun depan, harusnya tidak mengalami kenaikan," tandasnya.

Sebelumnya, Pertamina menaikkan harga Elpiji 12 kg sebesar Rp 6.300- Rp 8.000 per tabung mulai 1 April 2015. Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, dengan kenaikan tersebut maka harga elpiji 12 kg menjadi Rp 141 ribu, dari Rp 134.700 per tabung. "Kenaikan antara Rp 6.300-Rp 8.000 tergantung daerah atau jauh dekatnya dari agen," katanya.

Bambang mengungkapkan, kenaikan harga dilakukan atas pertimbangan acuan harga elpiji CP Aramco yang juga mengalami kenaikan dan pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Pada Maret 2015, kurs tercatat Rp 13.084 per dolar AS, naik dari bulan sebelumnya Rp 12.750 per dolar AS.  "CP Aramco mixed, pada Maret US$ 477 per ton, sedangkan pada Februari US$ 467 per ton dan Januari US$ 451 per ton," ungkapnya. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya