Ekonomi Lambat, 6.000 Pekerja Terpaksa Dirumahkan

Perlambatan ekonomi berdampak pada penurunan pesanan garmen dan tekstil sehingga menekan industri.

oleh Septian Deny diperbarui 11 Agu 2015, 17:45 WIB
Diterbitkan 11 Agu 2015, 17:45 WIB
Wow, 40 Negara Membuat Seragam Militer di Indonesia
Siapa bilang industri tekstil Indonesia tidak mampu mewarnai pasar penting tekstil dunia.

Liputan6.com, Cikarang - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mengungkapkan sebanyak 6.000 pekerja terpaksa dirumahkan sepanjang tahun ini. Hal tersebut merupakan imbas dari perlambatan ekonomi yang membuat daya beli masyarakat menjadi turun.

Sekretaris Jenderal API Ernovian G Ismy menyebutkan, perlambatan ekonomi berdampak pada penurunan pesanan garmen dan tekstil sehingga menekan industri. "Dari awal tahun, 6.000, itu yang pasar lokal. Kontrak habis, order nggak bagus, impor juga masuk," kata dia di Cikarang, Selasa (11/8/2015).

Apalagi, Ismy mengatakan beban usaha industri tekstil terus menerus membengkak akibat tarif dasar listrik serta biaya upah karyawan. "Apa yang harus ditingkatkan, benahi dalam negeri, kita tiap tahun listrik naik, upah ribut, kapan mau produksi," keluh dia.

Namun begitu, sampai saat ini pihaknya menuturkan belum melakukan langkah PHK. Hal itu lantaran, mengantisipasi sulitnya mencari sumber daya manusia (SDM). Yang terjadi masih sebatas pengurangan jam kerja.

"Bukan PHK, kita itu kalau mau PHK ketika bagus kita cari SDM susah. Coba hitung berapa sekolah tekstil. Nggak ada, nggak sampai lima," tandas dia. (Dny/Nrm)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya