‎Di Depan Pengusaha AS, RI Pamer Izin Investasi 3 jam

paket-paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh Presiden juga dipamerkan

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 27 Okt 2015, 19:15 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2015, 19:15 WIB
20151026-BKPM Luncurkan Layanan Investasi 3 Jam-Jakarta
Sejumlah konsumen menunggu di kantor BKPM, Jakarta, Senin (26/10/2015). Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) merupakan komitmen pemerintah demi memberikan pelayanan prima dan cepat kepada investor. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani saat ini tengah mendampingi Presiden Jokowi melakukan kunjungan negara ke Amerika Serikat (AS). Tak mau kehilangan kesempatan, dia langsung mempromosikan peluncuran izin investasi 3 jam kepada pengusaha yang tergabung dalam Kadin AS.

Hadir 275 pengusaha termasuk perwakilan pemerintah AS di antaranya Ambassador Michael Froman, USTR (United States Trade Representative), Brion Arnold President Amcham Indonesia, dan Executive Vice President and Head of International Affairs, Myron Brilliant.

Franky Sibarani mengemukakan dalam kesempatan tersebut, pihaknya telah menyampaikan terobosan-terobosan kebijakan terbaru yang dilakukan Pemerintah di dalam upaya meningkatkan investasi di Indonesia,  di antaranya penerapan pelayanan terpadu satu pintu, perijinan investasi nasional di BKPM, penerbitan ijin 3 jam bagi investasi bernilai Rp 100 M atau mempekerjakan 1.000 tenaga kerja, percepatan pemberian fasilitas tax holiday dan tax allowance.

“Kadin AS merespons positif langkah-langkah pemerintah Indonesia yang mengeluarkan kebijakan yang pro bisnis dan semakin transparan termasuk izin investasi 3 jam," kata Franky dalam keterangannya, Selasa (27/10/2015).

Franky menambahkan, paket-paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh Presiden dipamerkan sebagai petunjuk bahwa pemerintah berupaya untuk memberikan kemudahan investasi dan memberikan kemudahan kepada dunia usaha

Kepala BKPM juga menawarkan kemudahan pemberian ijin investasi sementara langsung bagi investor AS yang ingin mengajukan ijin investasi pada acara investment summit. Franky menuturkan, Investment Summit ini diselenggarakan bertujuan meningkatkan profil Indonesia di mata pebisnis AS serta menjelaskan terobosan-terobosan investasi terkini yang dikeluarkan pemerintah.

“Jadi fokus untuk menarik minat pengusaha AS dibidang infrastruktur termasuk pembangkit listrik 35 GW, industri padat karya, substitusi ekspor, industri pengolahan bahan baku produk pertambangan dan pertanian bernilai tambah, industri kreatif ICT,” ungkapnya.

Deputi Bidang Promosi Penanaman BModal BKPMl Himawan Hariyoga menyampaikan bahwa kegiatan marketing investasi ini merupakan upaya didalam menarik investasi AS ke Indonesia dan sekaligus menjadi media mempertemukan pebisnis kedua negara untuk penjajakan bisnis.

Lebih lanjut Himawan mengemukakan bahwa disela-sela kunjungan kerja tersebut bertempat di gedung US Chamber of Commerce yang lokasinya berdekatan dengan White House telah dilakukan pengumuman (announcement) dan penandatanganan (signing) kesepakatan-kesepakatan bisnis (business deals) B to B antara perusahaan-perusahaan AS dengan Indonesia disaksikan oleh Presiden Jokowi.

Business deals telah menghasilkan komitmen investasi yg akan direalisasikan dalam jangka waktu 1-5 tahun sejak 2015 senilai USD 2,4 milyar di bidang usaha industri minuman ringan dan distribusinya, industri pakan ternak dan pemanis dari jagung, industri remanufaktur suku cadang alat berat, pembangkit listrik, industri percetakan uang logam dan pengaman uang kertas,” terangnya.

Menurut catatan BKPM, Amerika Serikat termasuk sepuluh besar negara yang paling banyak menanamkan modalnya di Indonesia. Realisasi investasi Amerika Serikat pada periode Januari-September 2015 sebesar US$ 854 Juta. Sementara itu, total investasi Amerika di Indonesia periode 2010-September 2015 sebesar US$ 8,0 Miliar dan menduduki peringkat ke-3 (ketiga) di bawah Singapura dan Jepang.

(Yas/Zul)

 

 
 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya