Liputan6.com, Jakarta - PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (Spindo) meresmikan perluasan pabrik dan penambahan mesin baru untuk pabrik baja di Karawang, Jawa Barat.
Pabrik dan mesin baru tersebut memiliki kapasitas produksi 6.000 ton per bulan pada kuartal pertama 2016.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, industri besi dan baja merupakan industri prioritas bagi pengembangan industri.
Advertisement
Saat ini, jumlah perusahaan baja nasional hulu dan hilir, sebanyak 1.167 perusahaan, 29 diantaranya merupakan pabrik pipa las.
Industri baja nasional sektor hulu dan hilir mampu menyerap 300.309 tenaga kerja dan memiliki kapasitas produksi sebesar 37 juta ton per tahun.
"Namun, dengan pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,02 persen pada tahun lalu, pertumbuhan industri besi baja nasional hanya 4,35 persen," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (17/11/2015).
Menurut dia, dengan diresmikannya pabrik dan penambahan mesin baru dari PT Spindo, maka jumlah perusahaan pipa baja ERW dan pipa baja spiral akan mencapai enam perusahaan yang tersebar di Jawa Timur dan Jawa Barat dengan kapasitas produksi sebesar 300 ribu ton per tahun dan menyerap 1.386 tenaga kerja.
"PT Spindo telah berinvestasi Rp 150 miliar untuk mensupport industri otomotif nasional. Dengan kebutuhan pipa baja untuk industri otomotif nasional sebesar 180 ribu ton per tahun, adanya investasi ini akan memenuhi 60 persen kebutuhan baja di sektor otomotif nasional," katanya.
Sementara itu, Deputy President Director PT Spindo, Tedja Sukmana Hudianto mengatakan, perluasan pabrik dan penambahan mesin baru ini dilakukan lantaran terus meningkatnya permintaan akan produk pipa baja. Hal ini diyakini salah satunya hasil dari pembangunan infrastruktur yang tengah digenjot oleh pemerintah.
"Tingginya permintaan produk membuat kami menambah varian jenis pipa baja. Biasanya, kami memproduksi pipa paling kecil dengan ketebalan maksimum 4 mm, dengan investasi mesin baru ini, bisa dibuat pipa baja kecil dengan ketebalan 6,5 mm," ungkapnya.
Dengan pembelian mesin baru, menurut Tedja, kapasitas produksi akan terus bertambah. Per Oktober tahun ini, pabrik di Karawang sudah menghasilkan 4.800 ton pipa baja.
"Jumlah ini cukup bagus karena biasanya produksi di Karawang hanya 3.500 ton per bulan. Ditargetkan pada kuartal pertama tahun depan, kapasitas produksi bisa mencapai 6.000 ton per bulan," kata dia.
Sampai dengan Oktober tahun ini, lanjut Tedja, pihaknya berhasil menjual pipa baja sebesar 313.924 ton.
"Jumlah ini akan terus bertambah hingga Desember sebesar 80 ribu ton. Saat ini, pasar baja sangat beragam, tidak hanya digunakan untuk otomotif, produk perseroan juga dikonsumsi sektor infrastruktur, properti, furniture serta industri minyak dan gas," tandasnya.(Dny/Nrm)