Jurus Dirut Pertamina untuk Tekan Harga Gas

Adanya pemain ganda membuat penyaluran gas menjadi tidak efektif.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 24 Nov 2015, 19:10 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2015, 19:10 WIB
20151109-Preskon Pertamina- Dirut Pertamina Dwi Soetjipto-Jakarta-Angga Yuniar
Dirut Pertamina Dwi Soetjipto saat konferensi pers di Gedung Pertamina, Jakarta, Senin (9/11/2015). Dwi menjelaskan hasil audit forensik Petral Group kepada wartawan yang hadir. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mengaku memiliki cara untuk menekan harga gas di dalam negeri, yang dikeluhkan banyak pihak.

Menurut dia, menekan harga gas bisa dilakukan dengan pembangunan infrastruktur. Pasalnya, salah satu faktor ‎yang memicu mahalnya harga gas adalah infrastruktur yang belum memadai.

"Harga gas bisa ditekan dengan infrastruktur," kata Dwi pada acara Pertamina Energy Forum 2015, di Jakarta, Selasa (24/11/2015).

Menurut dia, selain infrastruktur, penerapan open access pipa juga mampu mengurai mahalnya harga gas. Itu karena pipa gas bisa digunakan siapa saja, sehingga tidak ada monopoli dari satu perusahaan saja. "Open access, perannya bisa diambil negara," tegas Dwi.


Menurut Dwi, negara harus berperan dalam penyediaan gas. Karena dalam penyediaan energi baru ada sinergi peran. "Energi bahan bakar kita impor memenuhi kebutuhan energi butuh sinergi, kalau semua berperan," tutur dia.

Menteri BUMN Rini Soemarno sebelumnya mengaku sedang mengkaji penggabungan pengelolaan pipa gas oleh BUMN. Selama ini, operasi pipa gas dikelola dua perusahaan, yakni PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) dan PT Pertamina Gas (Pertagas).

Rini menuturkan, dengan adanya pemain ganda, penyaluran gas menjadi tidak efektif. selain itu, langkah tersebut merupakan wujud sinergi BUMN. Dengan begitu akan mempercepat konsumen menerima pasokan gas.

"Sekarang supaya betul-betul sinergi sehingga tidak duplikasi pembangunan jalur gas. Kita harapkan bisa menghubungkan pipa ini ke konsumen seperti Jawa Tengah, Semarang. Pipanisasi ke konsumen," tutup dia. (Pew/Nrm)*

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya