Liputan6.com, Jakarta - TNI AU mengaku pembelian helikopter angkut berat VVIP Agusta Westland AW 101 sudah melalui berbagai pertimbangan dan kajian. Pihak TNI AU juga menjelaskan bahwa sudah bertemu pihak PT Dirgantara Indonesia (Persero).
Kepala Dinas Penerangan TNI AU Dwi Badarmanto mengungkapkan, saat pihak TNI AU mengkaji rencana pembelian helikopter angkutan berat, pihaknya sudah mempertimbangkan produk PT DI. Hanya saja, menurutnya, tidak ada kelanjutannya karena pihak dari PT DI tidak merespons leboh lanjut.
Baca Juga
"Kita semua sudah pertimbangkan, PT DI sudah diajak bicara tapi tidak ada respons. Sudah sejak tahun 2010 kita memikirkan untuk meningkatkan kekuatan TNI AU," kata Dwi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (2/12/2015).
Advertisement
Selain itu, Dwi menilai apa yang menjadi spesifikasi helikopter angkut berat belum bisa dibuat oleh PT DI Hal ini juga yang menjadi alasan kenapa TNI AU memilih pabrikan Italia, Agusta Westland untuk mengirim produknya ke Indonesia.
"Kembali lagi bahwa produk PT DI apa sih yang tidak kita pakai, kalau kita punya spesifikasi khusus jangan salahkan kita. F-16 kenapa tidak dikejar-kejar, kami beli Sukhoi apa ada yang tanya kenapa tidak beli PT DI? Karena itu PT DI belum punyai kemampuan dengan spesifikasi yang kita inginkan," papar Dwi.
Rencananya, satu helikopter AW 101 ini akan tiba di Indonesia pada April 2016, di mana hingga tahun 2019 TNI AU akan memiliki sembilan helikopter angkut berat itu.
Mengenai kekhawatiran berbagai pihak terkait kasus pembelian helikopter AW 101 di India, Dwi mengaku tidak ada sangkut pautnya pembelian helikopter ini dengan India. "Kita sudah kaji, siapa yang buat ini sudah kita kaji, kita tidak ada kontak dengan India dan segala macam, langsung ke sana (Italia)," tutup Dwi. (*)