Pengusaha Yakin RI Bakal Jadi Basis Produksi Saat MEA

Pengusaha yakin Indonesia mampu bersaing dengan negara lain saat berlangsungnya Masyarakat Ekonomi ASEAN.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Des 2015, 17:50 WIB
Diterbitkan 14 Des 2015, 17:50 WIB
Investasi Teksil Meningkat Saat Ekonomi Lesu
Pekerja memotong pola di pabrik Garmen,Tangerang, Banten, Selasa (13/10/2015). Industri tekstil di dalam negeri terus menggeliat. Hal ini ditandai aliran investasi yang mencapai Rp 4 triliun (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimis Indonesia mampu bersaing dengan negara lain saat berlangsungnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal tahun depan. Indonesia bahkan diyakini bakal menjadi dapat menjadi basis produksi bagi pasar di negara-negara kawasan Asia Tenggara.

Ketua Umum Apindo Haryadi Sukamdani mengungkapkan, sebenarnya Indonesia telah berkompetisi antara negara anggota ASEAN lain sejak 10 tahun lalu terakhir.

Terlebih lagi sejak adanya perjanjian kerjasama perdagangan ASEAN Free Trade Agrement (AFTA) di mana sejak 2010 sudah lebih dari 98 persen tarif bea masuk antar negara ASEAN sebesar 0 persen.

"Yang jadi peluang itu bagaimana kita serius menjadikan pasar ASEAN jadi target kita. Bukan justru Thailand dan Vietnam yang pasarnya kecil memanfaatkan kita. Kita ingin basis produksi ASEAN itu ada di Indonesia," ujarnya di Kantor Apindo, Jakarta, Senin (14/12/2015).

Sementara dari sisi jasa, kekhawatiran akan serbuan jasa pada saat MEA berlangsung juga dinilai tidak berdasar karena komitmen Indonesia atas sektor jasa ini sama tingkatannya bahkan lebih rendah dari jasa yang sudah di Indonesia selama ini.

Selain itu, kekhawatiran adanya serbuan tenaga kerja terampil ke Indonesia pada tahun depan juka diberdasar karena berdasarkan kesepakatan Mutual Recognition Arrangement (MRA) atas 8 bidang profesi masih harus tahap teknis lanjutan dan bukan merupakan kebebasan untuk bekerja.

"Ini merupakan kesamaan pangakuan kesamaan kualifikasi pendidikan dan keterampilan. Tinggal masalahnya keseriusan Indonesia untuk terus memperbaiki kualitas kebihakan maupun konsistensi implementasinya," kata dia.

Namun menurut Haryadi, berbagai paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah serta program deregulasi dan debirokratisasi yang dijalankan turut menjadi upaya yang dapat meningkatkan daya saing Indonesia dalam lingkup regional.

"‎Kalau kita nggak lakukan deregulasi, kita bisa kemakan dan terlibas. Ini yang kita harus waspadai. Peluang kita untuk menjadi pemain ASEAN masih terbuka luas," tandasnya. (Dny/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya