Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai kemacetan yang menjadi penyakit sehari-hari di kota-kota besar akibat keterlambatan pembangunan infrastruktur perhubungan. Oleh sebab itu pemerintah terus mendorong pembangunan infrastruktur agar kemacetan tidak terjadi di kota-kota yang sedang dikembangkan.Â
"Jangka panjang itu harus, kalau tidak semua kota besar itu macet.Jakarta misalnya, terlambat 25 tahun tidak bangun transportasi massal," kata Jokowi, dalam‎ agenda Reaktivasi jalur Kereta Api Trans Sumatera, Medan-Aceh, di Stasiun Binjai, Sumatera Utara, Rabu (2/3/2016).
Baca Juga
"Masyarakat tidak diberi moda alternatif lain. Semua mau pakai mobil pribadi. Ke mana-mana mobil pribadi, karena transportasi massal tidak disiapkan," tambah dia.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan keterlambatan pembangunan infrastruktur perhubungan pun membuat beban biaya lebih tinggi. Hal tersebut terjadi karena hanya rencana saja, dan pelaksanaan terus ditunda.
"Sudah direncanakan seperti MRT, tapi tidak pernah dieksekusi, sehingga harga sudah mahal. Pembebasan lahan sudah Rp 100-200 juta, coba dulu bisa Rp 10-20 juta. Biaya konstruksi lebih mahal. Ini keterlambatan yang harus dikejar," jelas Jokowi.
Dalam kesempatan ini, Jokowi mereaktivasi jalur kereta Trans Sumatera, dari Medan ke Binjai. Kereta akan berangkat dari Stasiun Binjai ke Stasiun Besitang, melewati rel sepanjang 80 km.
Selain itu, Presiden juga meresmikan pembangunan jalan layang kereta api Kota Medan, antara Stasiun Medan-Stasiun Bandar Khalipah sepanjang 8 km. Terkait pembangunan ini, Jokowi masih menunggu target penyelesaian oleh pengembang.
"Saya tunggu laporan selesainya kapan. Tiap proyek saya kontrol, saya cek, cek, dan cek lagi," tandas Jokowi. (Silvanus Alvin/Gdn)