Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI‎ Dito Ganinduto memiliki gagasan untuk mendorong pembangunan fasilitas pengolahan minyak (kilang)‎ dengan cara pembatasan impor Bahan Bakar Minyak (BBM).
Dito mengatakan, ‎mekanisme pelarangan ekspor mineral mentah perlu dicontek dan diterapkan pada sektor hilir minyak. Dengan pembatasan impor BBM maka BBM yang dikonsumsi sebagian besar harus di produksi di dalam negeri.
"Kalau di mineral batu bara kita harus bangun smelter (fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral) tidak boleh ekspor mineral mentah," kata Dito, dalam diskusi‎ membangun ketahanan energi melalui kilang mini, di Jakarta, Senin (7/3/2016).
Advertisement
Dito menuturkan, pasokan BBM yang harus berasal dari dalam negeri, akan mendorong pembangunan kilang. Ini akan mendorong tidak lagi ada ketergantungan pasokan BBM dari luar negeri.
Â
Baca Juga
"Kalau pemerintah maksimum impor sekian ini kilang akan dibangun. Ini akan tertarik membangun kilang," tutur Dito.
Dito memandang, pembangunan kilang mini bisa dijadikan alternatif pemenuhan BBM. Lantaran, untuk membangun kilang mini biaya yang dibutuhkan relatif lebih murah dan waktu pengerjaannya lebih cepat.
"Ini alternatif dari masalah biaya, kilang konvensional berukuran besar butuh biaya sangat mahal, dan berukuran besar butuh waktu relatif lama," ujar Dito.
Dito menambahkan, kilang mini yang dibangun di dekat mulut sumur minyak juga dapat menciptakan efisiensi. Biaya transportasi akan terpangkas‎ karena hasil produksi kilang bisa langsung disalurkan ke konsumen yang dekat sekitar kilang. "Juga mengatasi pencurian minyak dan kebocoran di sepanjang pipa," kata dia. (Pew/Ahm)
Â
Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar Mulai Pukul 06.00 - 09.00 WIB. Klik di siniÂ