Antisipasi Impor Tinggi, 3 Sektor Ini Harus Dibangun

Pemerintah yakin bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tumbuh tinggi dalam beberapa tahun ke depan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 26 Mei 2016, 22:18 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2016, 22:18 WIB
20160509-Presiden Jokowi Terima Kunjungan Delegasi China di Istana-Jakarta
Presiden Jokowi didampingi Menko Perekonomian, Darmin Nasution menunggu kedatangan anggota Dewan Negara China Yang Jiechi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (9/5). Pertemuan tertutup itu membahas persoalan perekonomian. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah yakin bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tumbuh tinggi dalam beberapa tahun ke depan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut harus diantisipasi dengan mengembangkan tiga sektor industri. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, dalam jangka panjang perekonomian Indonesia akan terus tumbuh di atas 7 persen. Pertumbuhan yang cukup tinggi tersebut harus diantisipasi.

"Setiap kali masuk ke periode pertumbuhan cukup tinggi atau di atas 7 persen maka ekonomi kita mengalami yang disebut overheating‎," kata Darmin, saat menghadiri penandatanganan kerja sama Pertamina dengan Rosneft, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (26/5/2016).

Darmin melanjutkan, dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut Indonesia perlu mengembangkan sektor-sektor yang kiranya bisa memicu impor yang tinggi. Selama ini memang terdapat sektor yang belum dikembangkan di Indonesia padahal sebenarnya sektor tersebut sangat penting.

Sumber overheating tersebut adalah pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan segera diikuti pertumbuhan impor. Nah, pertumbuhan impor tersebut jika tidak diantisipasi bisa lebih besar dari pertumbuhan ekonomi itu sendiri," tutur Darmin.

Ketiga kelompok industri tersebut pertama petrokimia, kedua besi dan baja dan ketiga bahan kimia dasar dengan turunannya termasuk industri farmasi.

Darmin melanjutkan, kerja sama Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pertamina (Persero) denga Rosneft Oil Company bisa menjadi langkah antisipasi. kedua perusahaan tersebut menjalin kerja sama untuk membangun kilang dan juga fasilitas Petrokimia.

"‎Malam ini kita menyaksikan kerja sama antara Pertamina dengan Rosneft untuk menghasilkan petrokimia. Apabila kita mengundang investasi untuk menghasilkan basic atau general chemical maka kita melengkapi sumber kenaikan impor kita apabila pertumbuhan ekonomi meningkat,"tutup Darmin. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya