Rupiah Mampu Menguat Tipis ke 13.255 per Dolar AS

Pertumbuhan data pekerja yang melambat menjadi penyebab pelemahan dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 02 Sep 2016, 11:54 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2016, 11:54 WIB
Pertumbuhan data pekerja yang melambat menjadi penyebab pelemahan dolar AS.
Pertumbuhan data pekerja yang melambat menjadi penyebab pelemahan dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat tipis pada perdagangan Jumat pekan ini. Data ekonomi AS yang buruk menjadi pendorong penguatan rupiah. 

Mengutip Bloomberg, Jumat (2/9/2016), rupiah dibuka pada level 13.255 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.269 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang ini, rupiah berada di kisaran 13.245 per dolar AS hingga 13.280 per dolar AS. Jika dihitung sejak awal tahun, rupiah menguat 3,76 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.261 per dolar AS. Menguat tipis jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.269 per dolar AS.

Menurut Bloomberg, dolar AS memang sedikit melemah pada perdagangan Kamis kemarin dan berlanjut pada hari ini. Hal tersebut membuat beberapa mata uang lainnya yang sebelumnya tertekan kembali menguat meskipun tipis.

Pertumbuhan data pekerja yang melambat menjadi penyebab pelemahan dolar AS. Pada Agustus kemarin, pertumbuhan pekerja hanya di angka 18 ribu orang saja, sedangkan pada bulan sebelumnya terdapat 155 ribu orang.

"Rendahnya data tenaga kerja bukan hal baru sebenarnya. Sekarang pelaku pasar fokus pada data-data lainnya," jelas Ekonom ANZ Bank New Zealand Ltd, Sharon Zollner.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, dolar AS terkoreksi lagi hingga dini hari tadi. Setelah pertambahan tenaga kerja AS turun. Harga minyak juga terus turun dengan semakin banyaknya data yang menunjukkan bahwa pasokan terus naik.

Fokus langsung beralih ke data pertambahan tenaga kerja non-pertanian AS pada nanti malam yang diperkirakan lebih rendah. (Gdn/Zul)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya