Rupiah Kembali Tertekan, Sempat Sentuh 13.312 per Dolar AS

Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen mengatakan bahwa The Fed dalam tetap dalam koridor rencana menaikkan suku bunga.

oleh Arthur Gideon diperbarui 31 Agu 2016, 12:31 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2016, 12:31 WIB
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.235 per dolar AS hingga 13.312 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.235 per dolar AS hingga 13.312 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah pada perdagangan Rabu pekan ini. Rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Fed masih menjadi penekan rupiah.

Mengutip Bloomberg, Rabu (31/8/2016), rupiah dibuka di level 13.286 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.268 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.235 per dolar AS hingga 13.312 per dolar AS. Jika dihitung sejak awal tahun, rupiah masih mampu menguat 3,65 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.300 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.260 per dolar AS.

Dolar AS memang terus menguat sejak akhir pekan lalu. Rencana kenaikan suku bunga The Fed membuat dolar AS diburu sehingga mengalami penguatan.

Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen mengatakan bahwa The Fed dalam tetap dalam koridor rencana menaikkan suku bunga. Sedangkan Wakil Pimpinan bank sentral AS Stanley Fischer menyarankan kalau kenaikan suku bunga dapat dilakukan pada September bila ekonomi baik-baik saja.

Yellen menuturkan banyak penciptaan lapangan kerja yang dilakukan. Pertumbuhan ekonomi akan tumbuh meski secara perlahan. "Saya percaya kenaikan suku bunga semakin kuat dalam beberapa bulan terakhir," ujar Yellen dalam pidatonya di dalam konfrensi tahunan the Fed di Jackson Hole, Wyoming.

"Dolar tampaknya cukup menawan terhadap semua mata uang lainnya. Ia melaju di papan kurs," jelas analis Bank of America Corp, Kamal Sharma. Ia melanjutkan, ada risiko yang cukup besar di beberapa negara lain pada September nanti jika Bank Sentral AS benar-benar menaikkan suku bunga.

Ekonom PT samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, rupiah melemah lagi hingga Selasa sore di tengah penguatan dolar AS di pasar global. Aksi jual juga masih terlihat baik di pasar SUN maupun IHSG walaupun tidak sedrastis sebelumnya. Pelemahan rupiah berlanjut dengan kemungkinan fluktuasi tinggi di sepanjang minggu ini. (Gdn/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya