Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Rabu pagi di Jakarta melemah sebesar 20 poin atau 0,21 persen menjadi 16.911 per dolar AS dari sebelumnya 16.891 per dolar AS.
Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, menyebut pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dipicu oleh eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Salah satu faktor utama adalah penerapan tarif impor tambahan sebesar 50 persen oleh AS terhadap berbagai produk dari China.
Baca Juga
“Pengenaan tarif impor total sebesar 104 persen terhadap produk China akan memberikan tekanan besar terhadap mata uang negara-negara emerging market, termasuk rupiah,” ujar Rully dikutipd ari ANTARA, Rabu (9/4/2025).
Advertisement
China Vs AS
Langkah keras ini diambil setelah China memberlakukan tarif balasan sebesar 34 persen terhadap produk-produk AS. Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa jika China tidak mencabut tarif tersebut, maka AS akan langsung menerapkan tambahan tarif 50 persen. Lebih jauh, Trump juga mengancam menghentikan seluruh pembicaraan dagang dengan China.
Tarif tambahan dari AS terdiri atas tiga komponen: tarif impor 20 persen, tarif balasan 34 persen, dan tambahan tarif 50 persen yang diberlakukan hari ini, sehingga total menjadi 104 persen.
Sebagai balasan, China sebelumnya telah menetapkan tarif 15 persen terhadap impor batu bara dan gas alam cair asal AS, serta 10 persen untuk minyak mentah, mesin pertanian, dan mobil bermesin besar. Produk pertanian AS seperti ayam, babi, kedelai, dan daging sapi juga dikenakan tarif tambahan hingga 15 persen.
Prediksi Pergerakan Rupiah
Meskipun kurs rupiah melemah hingga menyentuh Rp16.911 per dolar AS pada pembukaan perdagangan Rabu pagi, Rully menilai depresiasi ini tidak akan berlangsung dalam akibat intervensi aktif Bank Indonesia di pasar spot dan NDF, baik domestik maupun luar negeri.
“Dalam jangka pendek, kurs rupiah masih tertekan oleh kekhawatiran resesi global akibat perang dagang. Namun dalam jangka menengah, potensi penguatan tetap ada tergantung arah negosiasi dagang dengan Presiden Trump,” pungkasnya.
Advertisement
