Liputan6.com, Jakarta Pemerintah berencana menerapkan distribusi tertutup Elpiji bersubsidi 3 kilogram (kg) mulai 2017. Tujuannya agar penyaluran subsidi tepat sasaran dan hanya digunakan masyarakat miskin.
Bagaimana mekanisme penerapan distribusi tertutup elpiji bersubsidi 3 kg tersebut?
Seperti yang dikutip dari data Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Selasa (13/9/2016), untuk menerapkan distribusi tertutup Elpiji, masyarakat miskin akan mendapat kartu identitas yang diterbitkan oleh bank yang menjadi partner pemerintah dalam menerapkan program tersebut. Kartu harus ditunjukkan saat membeli Elpiji bersubsidi.
Advertisement
Tujuan adanya kartu tersebut ‎sebagai bukti pembeli Elpiji bersubsidi merupakan masyarakat yang berhak, dan mencatat Elpiji bersubsidi yang telah dibeli. Setiap bulan, masyarakat miskin golongan rumah tangga akan mendapat jatah 3 tabung dan usaha mikro akan mendapat jatah 9 tabung.
Selain itu, kartu tersebut sebagai alat transaksi untuk membeli elpiji bersubsidi‎. Karena, untuk membeli Elpiji bersubsidi harus menggunakan uang elektronik yang diisi pada kartu tersebut.
"Kalau ada pelanggan membeli Elpiji, dia datang ke pangkalan dia membelinya harus non-cash. Jadi nanti uang masuk ke kartu dulu, baru bisa beli Elpiji," ‎kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmaja.
Jika ada masyarakat yang tidak ‎memiliki rekening bank, bisa mengisi uang elektronik di pangkalan. Untuk menerapkan program tersebut Kementerian ESDM menggandeng perbankan nasional.
"Kalau dia tidak punya rekening bank di pangkalan ada top up-nya Bekerja sama dengan perbankan. sistemnya kerja sama dengan perbankan," tutur Wiratmaja.
Pembelian elpiji bersubsidi 3 kg uang elektronik tidak hanya berlaku di tingkat konsumen,tetapi juga berlaku untuk pangkalan yang membeli elpiji ke agen dan agen yang membeli elpiji ke PT Pertamina (Persero).
Penggunaan uang elektronik dalam membeli elpiji bersubsidi 3‎ Kg sejalan dengan program Bank Indonesia, yang mendorong penggunaan uang elektronik.
"Nanti dari pangkalan ke agen juga non-cash. Dan langsung ke Pertamina non-cash. Intinya program metodologi distribusi tertutup itu non-cash. Jadi inline dengan kebijakan bank Indonesia menggunakan lebih banyak non-cash system," tutup Wirat.