BI Ramal Cadev RI Tembus US$ 114,9 Miliar hingga Akhir 2016

Bank Indonesia memperkirakan cadangan devisa Indonesia hingga akhir 2016 akan melebihi perkiraan.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 29 Sep 2016, 12:16 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2016, 12:16 WIB
20160819-Gubernur BI Berikan Keterangan Soal Triwulan II 2016
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo (batik hitam) saat akan memberikan keterangan pers di Jakarta,(19\8). Hasil Rapat Dewan Gubernur BI mencatat triwulan II 2016 mempertahankan 7 days Repo Rate sebesar 5,25 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia memperkirakan cadangan devisa Indonesia hingga akhir 2016 akan melebihi perkiraan.

Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo mengungkapkan dalam Anggaran Tahunan Bank Indonesia (ATBI), cadangan devisa diperkirakan hanya US$ 100,5 miliar.

"‎Dalam prognosa kita, cadangan devisa hingga akhir tahun akan mencapai US$ 114,9 miliar," kata Agus saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Jakarta, Kamis (29/9/2016).

Agus mengaku, peningkatan cadangan devisa di luar perkiraan tersebut dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi global yang masih lemah. "Sehingga capital inflow kembali ke emerging country‎," tegasnya.

Dengan adanya peningkatan cadangan devisa hingga akhir tahun ini, maka rata-rata nilai pada akhir tahun nantinya akan berubah menjadi US$ 111,2 miliar dari sebelumnya US$ 100,2 miliar

Sebagai‎ negara yang memiliki ekonomi yang mulai menunjukkan perbaikan, Indonesia dinilai Agus menjadi satu negara berkembang yang memiliki daya tarik tersendiri bagi investor.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) melaporkan, posisi cadangan devisa Indonesia akhir Agustus 2016 tercatat sebesar 113,5 miliar dollar AS. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir Juli 2016 sebesar 111,4 miliar dollar AS.

Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi penerimaan cadangan devisa, antara lain berasal dari penerimaan pajak dan devisa migas.

Juga dari penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, dan hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas.

Peningkatan tersebut melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo.

Lebih lanjut, Tirta menyatakan posisi cadangan devisa per akhir Agustus 2016 tersebut cukup untuk membiayai 8,7 bulan impor atau 8,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.‎ (Yas)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya