Liputan6.com, Jakarta Manajemen PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mempermudah penyaluran kredit ke masyarakat. Salah satu cara yang ditempuh dengan mendorong penyaluran kredit secara online atau disebut BNI Kredit Digital.
Pemimpin Divisi Bisnis Usaha Kecil Bank BNI Anton Fadjar A Siregar menerangkan, BNI Kredit Digital ialah layanan digital yang telah diluncurkan BNI untuk melayani masyarakat. Adapun kredit yang ditawarkan ialah Kredit Usaha Rakyat (KUR) mikro dengan batas Rp 25 juta dan BNI wirausaha dengan (BWU) dengan batas maksimal Rp 1 miliar.
Dia melanjutkan, untuk mengakses kredit ini, masyarakat tinggal mengakses eform.bni.co.id atau E-Lo mobile. Di sana, masyarakat hanya tinggal memenuhi dokumen yang telah disyaratkan oleh Bank BNI.
"Begitu aplikasi lengkap masuk sistem langsung submit. Di sistem itu secara otomatis calon itu pemohon mendapat notifikasi. Bahwa dalam waktu tidak terlalu lama pihak bank akan menghubungi," kata dia dalam acara Media Workshop di Hotel Sahid Jakarta, Senin (14/11/2016).
Advertisement
Selanjutnya, dia mengatakan pihak bank akan berkunjung untuk melakukan survei. Survei ini menentukan apakah pemohon bisa mendapat pembiayaan atau tidak.
"Kita punya level dalam waktu dua hari, dia harus proses datengin. Harus hubungi, jadi notifikasi diterima, bank harus hubungi paling tidak telepon untuk janjian follow up daripada permasalahan aplikasi yang diajukan. Setelah kunjungan baru dilihat bisa dibiayai apa tidak," jelas dia.
Dia mengatakan, kalaupun pemohon tidak mendapat fasilitas kredit maka pihak bank akan memberikan pemberitahuan.
"Kalau memang masuk dalam waktu tiga hari di-approve, kalau tidak kita memberi jawaban dan kita kasih limit tidak lebih dari enam hari itu harus sudah ada jawaban yes or no," ungkap dia.
Dia menambahkan, perseroan menargetkan penyaluran kredit melalui BNI Kredit Digital tahun ini mencapai Rp 5,3 triliun-5,4 triliun. Realisasi sampai 11 November 2016 sendiri telah mencapai Rp 4,3 triliun dengan aplikasi yang disetujui 8.683 aplikasi.
"Kami target dari Rp 4,3 triliun bisa tambah Rp 1 triliun lagi mungkin Rp 5,3 triliun-5,4 triliun," tandas dia.