Riau Belum Gali Potensi Sektor Perikanan

BI mencatat kepulauan Riau memiliki banyak potensi yang perlu dikembangkan untuk kemajuan ekonomi terutama sektor perikanan.

oleh Liputan6 diperbarui 15 Des 2016, 11:15 WIB
Diterbitkan 15 Des 2016, 11:15 WIB

Liputan6.com, Batam - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kepulauan Riau (Kepri) Gusti Raiza Eka Putra mengatakan, pertumbuhan ekonomi Kepri terendah pada kuartal III di Sumatera.

Pertumbuhan ekonomi Kepri melambat menjadi 4,6 persen pada kuartal III dari periode kuartal sebelumnya 5,6 persen. Angka itu juga masih di bawah pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 5,2 persen.

"Bila dibandingkan dengan provinsi lain di Sumatera perekonomian Kepri menurun di posisi ke 6 di Sumatera dalam kuartal ke III di 2016," kata Gusti di ruangan aula utama Kantor perwakilan Bank Indonesia Provinsi kepri,Batam, Kamis (15/12/2016).

Padahal menurut Gusti, Kepri memiliki banyak potensi yang perlu dikembangkan mendorong kemajuan ekonominya. Salah satu sektor perikanan. "Hampir 94 persen provinsi Kepri terdiri dari laut dan 6 persen darat potensi maritim sangat besar," ujar dia.

Potensi maritim rata-rata menurun 7,4 persen per tahun dalam enam tahun terakhir di Kepri. Hal itu mencakup perikanan tangkap, perikanan budidaya. Pemanfaatan perikanan Kepri hanya 10 persen dari potensi laut yang ada.

Ada sejumlah tantangan untuk mengembangkan sektor maritim tersebut. Tantangan dan kendala untuk meningkatkan hasil tangkapan nelayan antara lain keterbatasan alat tangkap, keterbatasan bahan bakar subsidi, keterbatasan listrik,gudang es (storage ice). Sementara perahu nelayan rata-rata kecil tidak sesuai dengn kondisi.

Selain itu kepri belum memiliki pelelangan ikan mendorong nelayan melakukan jual beli hasil tangkapan ikan kepada nelayan-nelayan asing di tengah laut. Dampak lainnya yaitu melemahnya potensi pengembangan perikanan lantaran maraknya ilegal fishing oleh kapal asing di Kepri.

Kepulauan Riau berada di jalur pelayaran internasional Selat Malaka sebagai jalur utama perdagangan dunia yang dilewati rata-rata 94.000 kapal per tahun.

"Potensi ini belum termaanfaatkan karena terkendala infrastruktur. Pelabuhan utama terbatas di selat malaka rendah," kata dia.

Oleh karena itu, menurut Gusti pengembangan sektor maritim di Kepri perlu ditingkatkan untuk menopang pertumbuhan ekonomi. Apalagi potensi perikanan memberikan daya dorong ekonomi cukup besar di sektor perikanan.

Ia memperkirakan ekonomi Kepri masih melambat pada kuartal IV 2016. Oleh karena itu, perlu upaya sinergi semua penggerak ekonomi yaitu pemerintah, pengusaha dan yang lainnya.

"Di tahun 2017 pertumbuhan ekonomi kepri akan meningkat sekitar 4 hingga 5 persen dari sebelumnya. Jika sektor kemaritiman dapat dioptimalkan dengn program-program yang jelas," kata Gusti.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya