Cegah Banjir, Menteri PUPR Ajak Warga Jaga Kawasan Konservasi

Salah satu kawasan kebun botani yang dapat dijadikan contoh adalah arboretum Sumber Brantas yang dikelola oleh Perum Tirta Jasa (PTJ) 1.

oleh Septian Deny diperbarui 08 Jan 2017, 06:24 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2017, 06:24 WIB

Liputan6.com, Jakarta - ‎Menteri Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono ‎mengajak masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan pembangunan kawasan kebun botani (arboretum). Hal ini sebagai langkah pencegahan terjadinya bencana banjir yang kerap melanda wilayah hilir.

Basuki mengatakan, salah satu arboretum yang dapat dijadikan contoh adalah arboretum Sumber Brantas yang dikelola oleh Perum Tirta Jasa (PTJ) 1. Pada lahan seluas 19 hektar (ha) ini digunakan sebagai lahan konservasi dengan daya tampung penanaman pohon sebanyak 10 ribu pohon.

"Saya ingin ingatkan, banjir di Bima, di Garut, di Pati, itu semua karena arboretumnya rusak. Sumber utama banjir bandang karena lahan yang sudah gundul. Jadi kita harus hidupkan lagi," ujar dia di Malang, Jawa Timur, seperti ditulis Minggu (7/1/2017).

Adanya arboretum ini‎ juga untuk melestarikan sumber mata air Sungai Brantas dan pengumpulan berbagai tanaman langka dan tanaman keras lainnya.‎ Serta sebagai daerah tangkapan air agar tidak langsung mengalir ke daerah hilir.

"Tidak hanya flora dan faunanya saja yang mulai hidup lagi, kita juga ingin memberikan kepedulian untuk jaga kawasan tangkapan air. Intinya menjaga kawasan konservasi it's a must," kata dia.

Sebagai informasi, PJT 1 merupakan BUMN pengelola sumber daya air di 5 Wilayah Sungai (WS), yaitu WS Brantas, WS Bengawan Solo, WS Jratunseluna, WS Serayu Bogowonto dan WS Toba Asahan. PJT I memberi pelayanan irigasi seluas 1.389.945 ha dengan total nilai ekonomi Rp 55,87 triliun.

Selain irigasi, PJT I juga melayani PLTA sebesar 7,95 milyar kWh dengan total nilai ekonomi Rp 9,1 triliun, melayani air baku Industri sebesar 252,5 juta m3 dengan total nilai ekonomi Rp 468,4 miliar dan melayani air baku PDAM sebesar 422 Juta m3 dengan total nilai ekonomi Rp 131 triliun.

PJT I mempunyai tugas dalam pengendalian banjir. PjT I memiliki stasiun pemantauan tinggi muka air yaitu Flood Forecasting and Warning System (FFWS). Upaya pengendalian banjir yang dilakukan oleh PJT I dilakukan dengan pengoperasian bangunan prasarana pengendalian banjir seperti waduk, tanggul, pintu air serta didukung peralatan telemetri.

Sungai yang berada diwilayah kerja PJT I dapat dipantau ketinggian air dan curah hujan secara real time dengan peralatan telemetri yang berpusat pengendali di Kantor Pusat Malang. Peralatan telemetri tersebut dapat digunakan untuk memprediksi banjir disepanjang wilayah sungai PJT 1. (Dny/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya