Tekanan Terhadap Dolar AS Tinggi, Rupiah Kembali Menguat

Sejak pagi hingga siang hari ini, kisaran pergerakan rupiah di angka 13.295 per dolar AS hingga 13.325 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 08 Jun 2017, 13:26 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2017, 13:26 WIB
Sejak pagi hingga siang hari ini, kisaran pergerakan rupiah di angka 13.295 per dolar AS hingga 13.325 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, kisaran pergerakan rupiah di angka 13.295 per dolar AS hingga 13.325 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada awal perdagangan Kamis pekan ini. Namun kemudian di siang hari, rupiah mampu menguat kembali.

Mengutip Bloomberg, Kamis (8/6/2017), rupiah dibuka di angka 13.320 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.303 per dolar AS.

Namun kemudian, rupiah mampu merangkak naik menuju level 13.295 per dolar AS. Sejak pagi hingga siang hari ini, kisaran pergerakan rupiah di angka 13.295 per dolar AS hingga 13.325 per dolar AS.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.316 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan pelemahan sebelumnya yang ada di angka 13.307 per dolar AS.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta menjelaskan, di awal perdagangan hari ini, rupiah tertekan oleh kembalinya penguatan dolar AS di Asia. Di tengah kembalinya penguatan dolar AS, rupiah bisa terus tertekan walaupun bisa tertahan oleh baiknya consumer confidence index serta cadangan devisa yang diperkirakan naik yang dijadwalkan akan keluar pada Kamis sore ini.

"Harga batu bara yang konsisten naik juga diperkirakan bisa mendukung penguatan rupiah," ujar dia.

Selain itu, menurut analis JP Morgan Asset Management Jasslyn Yeo, dolar AS memang terus tertekan terhadap beberapa mata uang utama dunia pada perdagangan Kamis ini.

Tekanan terhadap dolar AS paling besar dari pound sterling. Penguatan mata uang Inggris ini karena ekspektasi pelaku pasar bahwa Partai dari Perdana Menteri Inggris Theresa May akan memenangkan pemilihan umum Inggris.

Jajak pendapat menunjukkan bahwa pemilih May terus menanjak jelang pemilihan umum ini. Dengan terpilihnya May, maka akan melancarkan perundingan mengenai keluarnya Inggris dari Eropa (Brexit).

"Pasar sepertinya sudah memposisikan diri atas kemenangan Partai Konservatif yang mengusung Theresa May," ujar Jasslyn Yeo seperti dikutip dari Reuters.

Sementara, nilai tukar euro juga bergerak stabil terhadap dolar AS menjelang pengumuman kebijakan Bank Sentral AS.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya