Pertumbuhan Mal Melambat di Tahun Ini

Pembangunan dan peresmian pusat belanja baru tahun ini rata-rata hanya di Pulau Jawa.

oleh Septian Deny diperbarui 17 Jul 2017, 19:10 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2017, 19:10 WIB
20151020-Ilustrasi-Belanja-di-Pusat-Perbelanjaan
Ilustrasi Belanja di Pusat Perbelanjaan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Pertumbuhan pusat belanja dan mal di Indonesia melambat pada tahun ini. Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menyebut tidak sampai 10 pusat belanja baru yang akan diresmikan sepanjang 2017 ini.

"Pertumbuhan tahun ini sedikit banget. Sebab, di DKI misalnya agak susah izin. Kita berharapnya ada kalau 10 mal," ujar Ketua Umum APPBI Stefanus Ridwan di Kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta, Senin (17/7/2017).

Menurut Stefanus, pembangunan dan peresmian pusat belanja baru tahun ini rata-rata hanya di Pulau Jawa. Hal ini mengingat Jawa menjadi pulau paling padat penduduk sehingga punya pangsa pasar dan jumlah konsumen mal yang besar.

"Saya rasa yang sudah terlanjur dibangun harus diselesaikan, itu saja yang akan diselesaikan. Contohnya Tunjungan Plasa 6, itu November ini diresmikan. Pakuwon Mal juga sudah. Yang ada paling extention, atau orang masih pikir-pikir kalau mau bangun baru untung atau tidak," dia menjelaskan.

Sedangkan untuk wilayah di luar Pulau Jawa, lanjut Stefanus, investor masih mempertimbangkan daya beli masyarakatnya.

"Di luar Jawa seperti di Kalimantan, kalau mau bangun mal di sana income penduduknya lagi turun, batubara dan sawit masih belum normal. Seperti Balikpapan masih berat, Samarinda masih lumayan tapi harus ada pemulihan ekonomi. Ujungpandang masih bagus. Mungkin ada beberapa yang lagi dibangun, tapi tidak tahu kelarnya kapan," jelas dia.

Selain itu, kata Stefanus, di tengah kondisi ekonomi seperti saat ini, investor di sektor pusat belanja juga berpikir ulang untuk membangun mal. Pasalnya, jangka waktu kembali modal investasi pada bisnis ini bis mencapai 12 tahun.

"Kalau daerah ujung-ujungnya return on investment jauh banget. 9 tahun itu sudah bagus luas biasa, rata-rata itu 10 tahun-12 tahun. Jadi agak susah banget. Ini harga tanah belum dihitung, kalau dihitung jadi tak terhingga," tandas dia.

Tonton video menarik berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya