Pengusaha Minta Pemerintah Genjot TKDN di Proyek 35 Ribu MW

Peluang pasar Tingkat Kandungan Dalam Negeri sektor energi sangat besar.

oleh Nurmayanti diperbarui 06 Agu 2017, 12:36 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2017, 12:36 WIB
20160330- Progres Pembangun PLTP Unit 5 & 6 di Tompaso-Sulut-Faizal fanani
Tiang pemancang terpasang di pembangunan PLTP Unit 5 & 6 di Tompaso, Sulut, Rabu (30/3). PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) terus mengembangkan energi yang berfokus pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Peluang pasar Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sektor energi sangat besar. Sayangnya, sektor hulu TKDN yakni industrilisasi belum serius digarap. Padahal, bila dioptimalkan, hulu TKDN ini akan mampu menahan laju deindustrilisasi.

“Ada peluang pasar TKDN sangat terbuka. Misalnya, pemerintah terus menggenjot dan mengingatkan TKDN di sektor energi dan industri lainnya. Artinya, di sisi hilir ada demand yang akan tercipta,” ujar Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Listrik Seluruh Indonesia (APLSI) Priamanaya Djan hari ini dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (6/8/2017).

Pria memberi contoh, dalam proyek 35 ribu MW dibutuhkan transmisi sepanjang 46.000 kilometer (km). Sejak diluncurkan tahun 2015, pembangunan transmisi menyerap anggaran sebesar Rp 200 triliun untuk lima tahun. Selain itu, program 35 ribu MW menyerap  investasi sebesar lebih dari Rp 1.100 triliun. Peluang itu belum termasuk TKDN hulu minyak dan gas (Migas).

“Sampai Juni tahun ini mencapai 59 persen, dan trennya naik terus,” ujar Pria. Pria mengatakan, besaran pengadaan barang dan jasa hulu Migas hingga Juni 2017 saja telah mencapai US$ 3,278 juta. “Tahun 2015 naik 68 persen sampai Juni ini trennya terus naik,” pungkas Pria.

Namun, Pria melanjutkan, industrialisasi TKDN belum tergarap secara optimal “Di market policy, pemerintah sudah bagus. Pemerintah selalu membuat kebijakan, persyaratan di setiap proyek, dipantau implementasinya. Tapi di hulunya suplainya belum digarap optimal kebijakannya,” ujar Pria. Tingginya permintaan di sisi hilir TKDN belum diimbangi dengan suplai dari industri.

Pria mengatakan, pihaknya meminta pemerintah menggenjot TKDN dalam proyek listrik 35 ribu MW. Cara ini dianggap ampuh untuk mendorong gairah industri peralatan listrik nasional yang sedang loyo.

“Kita berharap pemerintah mendorong TKDN di transmisi 35 ribu MW tahun depan. Ini salah satu langka awal mendorong gairah di industri peralatan dan konstruksi listrik nasional,” ujar kata Pria.


 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya