Liputan6.com, Jakarta Indonesia melalui PT Pertamina (Persero) akan mengekspor gas alam cair (LNG) ke Pakistan sebanyak 1,5 juta ton per tahun. Kontrak ekspor ini berlangsung selama 10 tahun dengan potensi transaksi senilai US$ 6,4 miliar atau sekitar Rp 85,76 triliun (kurs Rp 13.400 per dolar AS).
Demikian dikutip dari keterangan resmi Kementerian Perdagangan (Kemendag) di Jakarta, Rabu (31/1/2018). Indonesia menandatangani perjanjian antar negara (Inter Government Agreement/IGA) untuk ekspor gas alam cair ke Pakistan.
Advertisement
Baca Juga
Pertamina akan mengekspor gas alam cair sebesar 1,5 juta ton per tahun ke Pakistan LNG Ltd selama 10 tahun. Kontrak ini dapat diperpanjang lima tahun berikutnya. Sementara untuk potensi transaksi yang dihasilkan dari kontrak ini sebesar US$ 6,4 miliar.
Selain itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mencatatkan, potensi transaksi dan investasi senilai US$ 115,02 juta atau setara dengan Rp 1,52 triliun dari Pakistan. Capaian ini diperoleh melalui kegiatan misi dagang ke Pakistan yang berlangsung pada 26-27 Januari 2018.
"Potensi transaksi ini di antaranya untuk produk minyak sawit, kakao, kopi, rempah-rempah, dan teh. Sementara, potensi investasi tercatat untuk pabrik pengolahan minyak sawit," jelas Enggartiasto.
Total Nilai Perdagangan
Untuk diketahui, total perdagangan Indonesia-Pakistan pada 2016 senilai US$ 2,17 miliar. Indonesia mencetak surplus atas neraca perdagangan dengan Pakistan senilai US$ 1,86 miliar.
Nilai ekspor Indonesia ke Pakistan mencapai US$ 2,38 miliar pada Januari-November 2017. Angka ini naik signifikan 24,24 persen dibanding periode yang sama 2016. Pakistan merupakan negara tujuan ekspor utama Indonesia, khususnya untuk produk kelapa sawit.
Total ekspor nonmigas Indonesia dengan negara-negara Asia Selatan pada tahun lalu sebesar US$ 18,2 miliar.
Rinciannya, ekspor nonmigas Indonesia ke Sri Lanka sebesar US$ 262,8 juta, India US$ 13,9 miliar, Pakistan sebesar US$ 2,4 miliar, dan Bangladesh sebesar US$ 1,6 miliar.
India, Pakistan, dan Bangladesh termasuk dalam 10 besar negara penyumbang surplus perdagangan Indonesia terhadap dunia.
Advertisement