Tak Jual Premium Saat Asian Games, Pertamina Impor BBM Euro 4

Pertamina dilarang menyalurkan BBM jenis Premium saat Asian Games dan Sidang Tahunan IMF. Apa solusinya untuk memenuhi kebutuhan BBM di masyarakat?

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 26 Mar 2018, 16:42 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2018, 16:42 WIB
20150930-Pom Bensin-BBM-SPBU-Jakarta
Aktivitas pengisian BBM di SPBU Cikini, Jakarta, Rabu (30/9/2015). Menteri ESDM, Sudirman Said menegaskan, awal Oktober tidak ada penurunan atau kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) baik itu bensin premium maupun solar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mulai mengimpor bahan bakar minyak (BBM) dengan standar Euro 4. Hal ini untuk mendukung pelaksanaan Asian Games pada Agustus 2018 dan pertemuan International Moneter Fund (IMF)-World Bank pada Oktober 2018.

Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito mengatakan, berdasarkan surat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ke Presiden Joko Widodo (Jokowi), penyaluran Premium ti‎dak dilakukan di wilayah yang menjadi tempat penyelenggaraan Asian Games dan pertemuan tahunan IMF-World Bank 2018.

Alasannya karena BBM yang digunakan harus standar Euro 4 untuk menjaga kualitas udara.

"Tidak ada (penyaluran BBM Premium saat Asian Games), kan ada suratnya dari KLHK," kata Adiatma di Kantor Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Senin (26/3/2018).

Menurut Adiatma, untuk memenuhi ketentuan dalam surat KLHK tersebut, maka Pertamina mengimpor BBM dengan standar Euro 4. Namun, dia belum bisa menyebutkan volume impornya.

"Tapikan sebagian kami masih ada impor juga, aku enggak pegang angkanya," ucap Adiatma.

Selain dari impor, BBM standar Euro 4 dipasok dari fasilitas pengolahan minyak (kilang) Pertamina yang sudah menghasilkan BBM dengan standar Euro 4, yaitu kilang Balongan Indramayu, Jawa Barat. Kilang tersebut memproduksi BBM jenis Pertamax Turbo dengan Kadar RON 98.

Lebih jauh katanya, kilang‎ pasokan BBM standar Euro 4 juga akan dipasok dari kilang Langit Biru Cilacap‎, yang akan beroperasi optimal akhir 2018. Kilang tersebut menghasilkan BBM dengan RON 92 sebanyak 91 ribu barel per hari.

"(Kilang) Cilacap sudah bisa produksi, Balongan juga BBM standar Euro 4 itu terlihat dari sulfurnya,"‎ tandas Adiatma. 


Harga Pertalite Makin Mahal, Premium Lenyap

Di Pekanbaru, Premium Lebih Gampang Didapat di Pedagang Eceran
Premium yang dijual di SPBU hanya tersedia pada waktu-waktu tertentu, tapi di pedagang eceran ada hampir sepanjang waktu. (Liputan6.com/M Syukur)

Sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) milik PT Pertamina (Persero) sudah tidak lagi menjual bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium. Sementara harga Pertalite mengalami kenaikan Rp 200 per liter sejak Sabtu (24/3/2018). 

Dari pantauan Liputan6.com di SPBU di wilayah Terogong, Jakarta Selatan, sudah sejak Januari 2018 tidak lagi menjual Premium. Sebagai gantinya, Pertamina memasok Pertalite ke SPBU tersebut.

"(Premium) Sudah enggak dipasok lagi, diganti Pertalite. Wah sudah lama ‎enggak ada, sudah dari Januari," ujar Rifai, petugas di SPBU tersebut saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Senin (26/3/2018).

Menurut dia, SPBU di sekitar wilayah tersebut memang sud‎ah jarang yang menjual BBM Premium. Kalaupun masyarakat ingin mengisi kendaraannya dengan BBM RON 88 tersebut, harus mencari di SPBU tertentu.

"Kalau mau nyari paling di daerah Pondok Cabe," kata Rifai. 

Sementara itu, kini harga BBM RON 90, yaitu Pertalite juga telah mengalami kenaikan. Di SPBU di bilangan Fatmawati, Jakarta Selatan, harga Pertalite dipatok sebesar Rp 7.800 per liter dari sebelumnya Rp 7.600 per liter. Kenaikannya Rp 200 per liter.

"Pertalite sudah naik, sudah dari Sabtu malam kemarin. Kalau Pertamax belum (naik)," ungkap petugas SPBU yang enggan disebutkan namanya.

Sementara untuk BBM jenis Pertamax Turbo dengan RON 98 dijual Rp 10.100 per liter, Pertamax ‎Rp 8.900 per liter, dan Pertamina Dex Rp 10.000 per liter.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya