Sepak Terjang Budi Waseso, Eks Kepala BNN yang Sekarang Jadi Dirut Bulog

Pria yang karib disapa Buwas ini merupakan kelahiran Parenggan, Pati, Jawa Tengah, 19 Februari 1960.

oleh Nurmayanti diperbarui 27 Apr 2018, 14:55 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2018, 14:55 WIB
[Bintang] Budi Waseso
Budi Waseso (Deki Prayoga/bintang.com)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menunjuk Komjen Pol (Purn) Budi Waseso menjadi Direktur Utama Perum Bulog, menggantikan Djarot Kusumayakti.

Pria yang karib disapa Buwas ini merupakan kelahiran Parenggan, Pati, Jawa Tengah, 19 Februari 1960. Dia tercatat lulus dari Akademi Kepolisian pada 1984.

Sebelumnya dia dipercaya memimpin Badan Narkotika Nasional (BNN). Budi Waseso pernah menyandang posisi Kabareskrim sejak 19 Januari 2015 dari sebelumnya menjabat sebagai Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Polri.

Tak lama setelahnya, pada Februari 2015, dia naik pangkat menjadi komisaris jenderal polisi alias jenderal bintang tiga.

Pada 2009, Buwas menjabat sebagai Kepala Bidang Propram Polda Jateng. Setahun kemudian, dirinya ditarik ke Mabes Polri untuk menempati posisi Kepala Pusat Pengamanan Internal Mabes Polri.

Budi juga sempat menjadi Kapolda Gorontalo dengan pangkat brigjen polisi, sebelum naik pangkat menjadi irjen setelah ditarik ke Mabes Polri dan mengisi posisi Widyaiswara Utama Sespim Polri, lantas Kasespim Polri pada 2013.

 

 

 

Pernah Jadi Tukang Ojek

[Bintang] Budi Waseso
Budi Waseso (Deki Prayoga/bintang.com)

Kepada Liputan6.com, beberapa waktu lalu, Buwas mengaku mempunyai pengalaman menjadi tukang ojek saat bertugas di Direktorat Dendidikan. Saat itu ia memanfaatkan waktu luangnya untuk mencari tambahan penghasilan dengan menjadi tukang ojek pada pagi hari dan sopir taksi pada malamnya.

"Itu cerita perjalanan hidup saya, memang pada saat itu di Direktorat Pendidikan saya memanfaatkan waktu luang sebelum kembali dinas. Saat itu peluangnya hanya jadi tukang ojek karena saya punya motor vespa, tapi kalau malam hari saya jadi sopir taksi tembak," tutur Buwas.

"Itu sekitar tahun 1992-1993. Saat itu pangkat saya letnan satu kapten, atau kalau sekarang Iptu dan AKP," kata dia.

Ia mengaku, menjadi tukang ojek dan sopir taksi dilakukannya karena gaji yang ia terima sebagai polisi tidak mencukupi kebutuhan keluarganya saat itu.

"Karena itu yang harus saya lakukan. Karena kalau kita bicara gaji kan tidak cukup. Jadi kita berupaya, tapi tidak boleh melakukan pelanggaran profesi. Sehingga saat itu yang bisa saya lakukan hanya dengan ketulusan dan keikhlasan menjadi tukang ojek," ucap Buwas.

Susunan Direksi Bulog

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menunjuk Komisaris Jenderal (Purn) Budi Waseso menjadi menjadi Direktur Utama Perum Bulog menggantikan Djarot Kusumayakti. 

Selain itu, Menteri Rini, juga mengangkat menjadi Direktur Keuangan menggantikan Pardiman. Pada saat yang sama, Kementerian BUMN juga menetapkan Teten Masduki sebagai Ketua Dewan Pengawas Bulog menggantikan Sudar Sastro Atmojo. 

"Jadi tadi penyerahan Surat Keputusan (SK) pemberhentian saya dari Direktur Utama bulog dan pengangkatan Pak Buwas (Budi Waseso) dirut Bulog baru. Dan juga Pak Teten sebagai Dewan Pengawas (Dewas)," jelas Djarot di Kantor Kementerian BUMN, Jumat (27/4/2018). 

Ia melanjutkan, penyerahan Surat Keputusan tersebut dilakukan oleh Deputi Usaha Agro dan Farmasi KBUMN Wahyu Kuncoro.

Adapun susunan Direksi Bulog,yakni:

1. Komisaris Jenderal (Purn) Budi Waseso sebagai Direktur Utama

2. Triyana sebagai Direktur Keuangan

Adapun Direksi yang tidak mengalami perubahan yaitu:

1. Karyawan Gunarso sebagai Direktur Operasional dan Pelayanan Publik

2. Imam Subowo sebagai Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri

3. Tri Wahyudi Saleh sebagai Direktur Komersil

4. Febriyanto sebagai Direktur SDM & Umum

5. Andrianto Wahyu Adi sebagai Direktur Pengadaan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya