Pemerintah Tetap Lanjutkan Perluasan Lahan Produksi Garam di NTT

Saat ini pemerintah masih hadapi kendala seputar status lahan produksi garam di NTT.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 21 Mei 2018, 18:15 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2018, 18:15 WIB
Saat Pemerintah Buka Lahan Tambak Garam Baru Di Indonesia Timur
Ribuan hektare tambak garam di Kabupaten Cirebon mulai terkikis lantaran abrasi yang makin meluas. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman (Kemenko Kemaritiman) buka suara soal ekstensifikasi atau perluasan area lahan produksi garam di Nusa Tenggara Timur (NTT). Saat ini masih ada kendala seputar status lahan di sana yang masih belum jelas.

Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Kemaritiman, Agung Kuswandono menyampaikan, program ekstensifikasi tetap berjalan meski ada beberapa tanahnya yang belum jelas secara status hingga perlu dibereskan.

"Jadi setiap bulan kita (Kemenko Maritim) selalu adakan rapat koordinasi seperti ini. Baik itu dengan Pemdanya atau pengusahanya," papar dia usai Rapat Koordinasi Progres Report Ladang Garam Kabupaten Kupang dan Nagekeo di Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Senin (21/5/2018).

Selain itu, dia juga tidak mau menargetkan secara pasti kapan kendala lahan di sana bisa terselesaikan. "Yang penting secepatnya jadi, secepatnya panen. Ada sebagian sekarang sudah panen, habis Lebaran panen," ucap dia.

Ketika ditanya seputar 3.720 hektare (ha) tanah milik PT Panggung yang belum tuntas, ia pun belum bisa menjawab lebih lanjut, dan kembali berkata ada kendala terkait lahan produksi garam di sana.

"Saya enggak mau menyebut masalah. Nanti perlu kita komunikasikan dengan Pemda, begitu saja," ujar dia. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Lahan Tambak Garam Baru di Indonesia Timur

Saat Pemerintah Buka Lahan Tambak Garam Baru Di Indonesia Timur
Ribuan hektare tambak garam di Kabupaten Cirebon mulai terkikis lantaran abrasi yang makin meluas. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Sebelumnya, upaya maksimalisasi produksi garam di Indonesia terus dilakukan. Di tengah datangnya garam impor ke Indonesia, pemerintah juga berencana membuka lahan baru produksi garam.

Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemaritiman, Kemenko Kemaritiman, Agung Kuswandono mengatakan, ada sekitar 10 ribu hekater lahan baru yang akan dibuka di wilayah Timur Indonesia.

Agung mengatakan, wilayah Timur Indonesia menjadi target pembukaan lahan garam baru karena kondisi iklim sangat mendukung. Selain itu, intensitas hujan di kawasan Timur Indonesia tidak seperti di Jawa.

"Kalau sering hujan, kualitasnya kurang baik,” kata Agung saat mengikuti FGD di Cirebon, Selasa 20 Maret 2018.

Dia menyebutkan, sejumlah wilayah sudah dibuat perluasan lahan baru produksi garam. Wilayah tersebut yakni NTT, Kupang, Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan, Ende maupun Malaka.

Dari pembukaan lahan baru tersebut, Pemerintah Indonesia menargetkan produksi garam mencapai 120 ribu ton per hektare per tahun. Dari pembukaan lahan baru tersebut, Pemerintah Indonesia menargetkan swasembada garam pada tahun 2021.

"Kami optimistis bisa dan mudah-mudahan tidak ada kendala," kata dia.

Pada kesempatan tersebut, Agung mengatakan, program pembukaan lahan baru garam di wilayah Timur Indonesia ditargetkan dapat memenuhi kebutuhan industri. Sejauh ini, lanjut Agung, Garam yang dihasilkan petambak lokal kurang memenuhi standar kebutuhan industri.

"Standar garam yang dihasilkan petambak lokal masih kurang dan di Wilayah Timur Indonesia kami yakin bisa karena faktor cuaca mendukung," ujar dia.

Untuk berupaya memenuhi kebutuhan garam industri, Pemerintah Indonsia akan menggandeng perusahaan swasta yang terlibat dalam program perluasan lahan garam.

Dalam program perluasan lahan tersebut, Kemenko Kemaritiman menargetkan tambahan lahan produksi garam baru di Indonesia mencapai 40 ribu hektare.

Jika sudah memenuhi target, diharapkan Pemerintah Indonesia dapat mengekspor garam mereka di tahun 2021.

“Kami sedang bekerja keras untuk mencapai hal tersebut,” kata Agung.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya