Liputan6.com, Jakarta Pemerintah masih terus mengupayakan agar proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dapat berjalan masif pada bulan ini. Sebab, sejak ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) proyek tersebut masih mengalami kendala lantaran pembebasan lahan yang tak kunjung rampung.
Deputi Bidang Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Ridwan Djamaluddin menyebut bahwa ada permintaan mengenai percepatan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung perwakilan China Railway Corporation (CRC). Hal tersebut terungkap pada saat rapat mengenai proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, di Kantor Maritim, Jakarta, Rabu (2/5/2018) ini.
Advertisement
Baca Juga
"Dia bilang, kalau masalah lahan sudah beres, dalam tiga tahun bisa selesai. Itu pengalaman mereka di sana. Pokoknya begitu selesai, lahan siap dalam tiga tahun," kata Ridwan di Kantornya.
Dia mengatakan, pemerintah sudah berupaya menyelesaikan persoalan pembebasan lahan. "Lupa saya angkanya, saya mesti tanya kontraktor. Tapi menurut dia sih tadi beberapa tempat lokasi kritis sudah diselesaikan,"' imbuh dia.
Ridwan memastikan, proses pengerjaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung banyak melibatkan tenaga kerja Indonesia. Hal itu telah disepakati dalam pertemuan rapat. Hanya saja, pada prosesnya nanti turut didampingi oleh tenaga kerja asing (TKA) dari China.
"Yang tadi beliau katakan akan melibatkan lebih banyak tenaga kerja Indonesia. Bahkan tadi menggambarkan nanti akan ada pendampingan satu tenaga kerja mereka, tiga sampai empat tenaga kerja Indonesia," pungkasnya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Â
Â
Menteri BUMN Klaim Banyak Gunakan Pekerja Lokal di Proyek Kereta Cepat
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno mengklaim proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tetap mengutamakan penggunaan pekerja lokal. Ini dikarenakan salah satu tujuan mega proyek tersebut adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat di masa depan.
Tidak hanya saat proyek tersebut rampung, saat pengerjaan seharusnya sudah dan akan banyak menyerap tenaga kerja dari masyarakat sekitar. Namun, beberapa posisi untuk jabatan profesional teknis memang masih didatangkan dari China.
"Jadi lebih banyak pekerja lokal tapi secara teknologi itu memang masih memakai interior dari mereka," kata Rini di lokasi proyek kereta cepat di KM 3 Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Rabu (2/5/2018).
Baca Juga
Proyek yang bekerjasama dengam China Railway Corporation (CRC) ini memang baru yang pertama kali di Indonesia. Dengan demikian banyak menggunakan teknologi canggih.
Seperti dicontohkan dalam pengerjaan 13 titik terowongan. "Kini dari China sehubungan dengan kereta cepat mereka menekan bahwa mereka memberikan teknologi yang terbaik yang mereka sudah tes dan miliki untuk bisa diimplementasikan di Jakarta-Bandung," tambah Rini.
Namun demikian, dengan mengedepankan transfer teknologi, beberapa pekerja dari PT Wijaya Karya (Persero) telah dan akan terus dikirim ke China untuk menjalani pelatihan.
Dengan demikian ke depannya Indonesia mampu membuat proyek yang serupa dengan tingkat konten lokal yang lebih tinggi.
"Secara teknologi kita masih belajar dari CRC, tapi kita juga sudah komitmen untuk kita belajar dari mereka. Sehingga Wika sebagai partnernya juga mengirim orang-orang ke China ataupun bersama-sama melakukannya," pungkas Rini.
Advertisement