RI Tawarkan Investasi di Natuna ke Eropa

Potensi unggulan Natuna antara lain, sektor perikanan dimana wilayah Natuna 99 persen merupakan lautan, pertanian, jasa kemaritiman, dan pariwisata.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jul 2018, 17:35 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2018, 17:35 WIB
Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal membeberkan potensi investasi dan ekonomi Natuna. (Dok Pemda Natuna)
Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal membeberkan potensi investasi dan ekonomi Natuna. (Dok Pemda Natuna)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Daerah (Pemda) Natuna terus berupaya menggaet investasi masuk ke daerahnya. Salah satunya dari investor Eropa.

Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal membeberkan potensi investasi dan ekonomi Natuna, juga kesiapan pemerintah daerahnya untuk memfasilitasi masuknya investasi ke Natuna dengan mempermudah izin dan mempersingkat prosedur.

Potensi sektor unggulan Natuna yang disampaikan antara lain, potensi perikanan dimana wilayah Natuna 99 persen merupakan lautan, pertanian, jasa kemaritiman, dan pariwisata.

Ini disampaikan Abdul Hamid Rizal saat menghadiri Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC) London, yang merupakan bagian dari BKPM adalah penyelenggara kegiatan rutin tahunan rapat koordinasi ekonomi wilayah Eropa tersebut di mana Kabupaten Natuna berkesempatan memperkenalkan potensi daerahnya dan membuka peluang investasi tersebut. 

Dia menjadi satu-satunya perwakilan daerah kabupaten/kota di Indonesia yang mendapat kesempatan memperkenalkan dan memaparkan potensi daerah di depan perwakilan RI yang membidangi investasi dan ekonomi di wilayah Eropa.

Adapun Bupati didampingi oleh Kadis Perikanan, Kepala BP3D dan Kadis Pertanian Kabupaten Natuna untuk bisa menindaklanjuti secara teknis dengan perwakilan KBRI bidang investasi dan ekonomi se Eropa yang memang tertarik menggali informasi lebih dalam untuk kemudian bisa diteruskan kepada para calon investor di mana KBRI itu berada.

Duta Besar LBBP RI untuk Swiss, Muliaman Hadad dalam sambutannya, bahwa kegiatan yang berlangsung di Hotel Schweizerhof, Bern, Swiss ini, sangat penting untuk bisa melakukan koordinasi dalam mengambil langkah dan sigap menanggapi isu ekonomi dunia yang berpengaruh baik langsung, maupun tidak langsung terhadap Indonesia.

Dia mencontohkan, dinamika kebijakan-kebijakan politik dan ekonomi Amerika Serikat dalam persaingan dengan China.

Rapat Koordinasi Ekonomi ini dihadiri 35 perwakilan KBRI di bidang investasi dan ekonomi dari negara-negara di wilayah Eropa.

BKPM Ambil Alih Sistem Izin Online Terpadu pada November

Kepala BKPM Thomas Lembong. (Liputan6.com/Yanuar H)
Kepala BKPM Thomas Lembong. (Liputan6.com/Yanuar H)

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sedang mempersiapkan untuk implementasikan online single submission (OSS).

Kepala BKPM, Thomas Lembong, menuturkan OSS yang saat ini masih dikelola Kementerian Koordinator Perekonomian (Kemenko Perekonomian) sudah dapat diambil-alih.

"Ya, kami sekarang sedang sibuk menyiapkan SOP, struktur organisasi rincian anggaran yang dibutuhkan supaya bulan November kami siap untuk mengambil alih OSS dari Kemenko Ekonomi. Sudah ada rancangannya, tapi ini semua harus menjadi satu kesatuan," ujar dia di Kantor BKPM, Jakarta, Kamis (19/7/2018).

Dia mengatakan, pihaknya telah mengajukan permohonan tambahan anggaran sebesar Rp 200 miliar. "Percuma kalau kita bikin organisasi, tapi anggarannya enggak ada dan sebaliknya juga anggaran dikasih, tapi kita enggak punya rencana dan enggak punya desain organisasi," tegas dia.

Tambahan anggaran tersebut, menurut mantan Menteri Perdagangan ini, bakal digunakan untuk pengadaan fasilitas yang nantinya mendukung kinerja OSS.

"Tentunya itu untuk abodemen-abodemen cloud computing jadi di abad ke 21 apa nggak ada pilihan lain selain sistem raksasa yang seperti ini harus di awan jadi cloud computing," kata dia.

Selain itu, BKPM akan lebih banyak sosialisasi terkait penerapan dan pelaksanaan sistem perizinan anyar ini.

"Kemudian tentunya sosialisasi. Ini akan membutuhkan sosialisasi besar-besaran, ke pemda-pemda, ke dinas-dinas di pemda dan kementerian/lembaga dan kalangan usaha, baik domestik dan internasional,"kata dia.

"Menurut saya yang paling kritis itu adalah sosialisasi kita, harus digiring dan dilatih dan diorientasi, perpindahan dari sistem lama ke sistem baru," kata dia.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya