Harga Emas Terpuruk ke Level Terendah Sejak Januari 2017

Harga emas merosot di bawah USD 1.200 per ounce atau ke level terendah sejak akhir Januari 2017.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 14 Agu 2018, 06:40 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2018, 06:40 WIB
Ilustrasi Harga Emas Turun
Ilustrasi Harga Emas Turun

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas merosot di bawah USD 1.200 per ounce pada hari Senin (Selasa pagi WIB) atau ke level terendah sejak akhir Januari 2017.

Melemahnya harga emas dipicu penguatan dolar AS dan investor meninggalkan emas beralih ke obligasi AS.

Dikutip dari Reuters, harga emas di pasar spot turun 1,42 persen menjadi USD 1.193,71, setelah sebelumnya merosot ke USD 1,191.35, terendah sejak Januari 2017.

Emas berjangka AS untuk pengiriman Desember turun USD 20,1 atau 1,65 persen menjadi USD 1.198,9 per ounce.

Investor tradisional menggunakan emas sebagai instrumen lindung nilai aset mereka selama masa ketidakpastian politik dan ekonomi dan inflasi, tetapi tahun ini mereka gagal untuk mendapatkan keuntungan.

Sebagai gantinya, para investor langsung menuju obligasi AS, yang dipandang sebagai tempat berlindung paling aman, yang berarti mereka harus membeli dolar AS.

Lira telah jatuh dipicu kekhawatiran atas meningkatnya kontrol Presiden Turki Tayyip Erdogan atas ekonomi dan memburuknya hubungan dengan Amerika Serikat. Pelarian investor telah mengangkat hasil obligasi AS dari posisi terendah empat minggu.

Indeks dolar AS menyentuh level tertinggi 13 bulan sebelum memangkas kenaikan. Penguatan dolar AS membuat aset berdenominasi dolar AS lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga menekan permintaan emas.

"Pembeli emas tradisional sekarang menilai emas terlalu mahal dalam dolar," kata George Gero, Managing Director di RBC Wealth Management.

Data mingguan pemerintah AS pada hari Jumat menunjukkan bahwa spekulan emas menaikkan taruhan bearish mereka ke rekor dalam minggu pelaporan terbaru.

Logam lainnya

 Sementara itu, harga platinum mendekati posisi terendah 10 tahun di bawah USD 800 per ounce.

Platinum banyak digunakan dalam katalis pada kendaraan diesel yang tidak lagi disukai sejak skandal emisi-skandal Volkswagen 2015.

Produsen platinum terbesar di dunia adalah Afrika Selatan, yang melihat mata uang randnya mencapai titik terendah dalam dua tahun karena penularan.

Platinum turun 3,17 persen menjadi USD 801,30, perak turun 1,77 persen pada USD 15,001 dan paladium kehilangan 2,42 persen, diperdagangkan pada USD 888.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya