Infrastruktur Pendukung KEK Mandeh dan Mentawai Ditargetkan Kelar 2019

Proyek pembangunan infrastruktur pendukung KEK Mandeh dan Mentawai meliputi pembangunan pelabuhan dan jalan akses menuju kawasan wisata.

oleh Merdeka.com diperbarui 16 Okt 2018, 21:10 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2018, 21:10 WIB
Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat. (Liputan6.com/Fiki Ariyanti)
Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat. (Liputan6.com/Fiki Ariyanti)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menggelar rapat koordinasi (rakor) pembangunan infrastruktur di wilayah Sumatera Barat, di Kemenko Maritim. Rapat ini membahas evaluasi proyek tahun 2018 serta rencana pembangunan di tahun 2019.

Salah satu poin yang ditekankan dalam rakor adalah upaya percepatan pembangunan infrastruktur yang saat ini sedang berjalan di Sumatera Barat.

"Sumatera Barat, tadi kita menyinkronisasikan saja pembangunan-pembangunan infrastruktur yang selama ini," kata dia di Kemenko Maritim, Jakarta, Selasa (16/10/2018).

Menurut dia, beberapa proyek yang akan digenjot pembangunannya antara lain pembangunan infrastruktur pendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata Mandeh dan Mentawai.

Pengerjaan proyek pembangunan infrastruktur pendukung KEK Mandeh dan Mentawai meliputi pembangunan pelabuhan dan jalan akses menuju kawasan wisata. Selain itu, Pemerintah tengah mengupayakan percepatan proyek trans Mentawai.

"Ada 2 pelabuhan, terus kemudian jalan penyambung, dan kemudian Mandeh lalu turis destinasi Mandeh, Kemudian Siberut turis juga disamakan untuk selancar dunia. Siberut itu kan Mentawai," ujar dia.

Proyek pembangunan infrastruktur tersebut, kata Mantan Kepala Staf Kepresidenan ini ditargetkan dapat selesai tahun depan. "Kita berharap tadi paling lambat tahun depan sudah jadi," tandasnya.

10 Bali Baru Bakal Jadi Kawasan Ekonomi Khusus

Menpar Arief Yahya Resmikan Dive Center di Tanjung Lesung
Rhino Dive Center dibangun oleh PT Banten West Java (BWJ). Kehadirannya dapat mengatrol wisata bahari Tanjung Lesung dan menjadi pintu gerbang masuknya wisatawan mancanegara.
Pemerintah akan menjadikan 10 destinasi wisata prioritas atau yang biasa disebut 10 Bali Baru sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Hal ini guna mengakselerasi pengembangan 10 Bali Baru tersebut.
 
Ketua Tim Pokja Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Kementerian Pariwisata, Hiramsyah Thaib mengatakan, dari 10 destinasi wisata, saat ini baru empat destinasi yang telah berstatus KEK. 
 
 
Empat destinasi tersebut antara lain, Tanjung Lesung di Banten, Morotai di Maluku Utara, Mandalika di Nusa Tenggara Barat dan Tanjung Kelayang di Bangka Belitung.
 
"Dari 10 itu, empat sudah KEK, dua yaitu Danau Toba dan Borobudur sudah berbentuk badan otoritas dan akan menjadi tiga dengan Labuan Bajo. Kemudian dua lagi, Bromo Tengger dan Wakatobi juga akan badan otoritas pariwisata," ujar dia di Yogyakarta, Rabu (29/8/2018).
 
Dia mengungkapkan, perubahan status dari badan otoritas ke KEK ini sangat penting guna mempercepat pengembangan sejumlah destinasi wisata tersebut. Dengan berstatus KEK, maka investasi dan sektor usaha yang masuk ke sana akan mendapatkan dukungan insentif dari pemerintah.
 
"Semua akan bertransformasi menjadi KEK. Untuk mendorong ini berkembang, memang harus KEK.‎ Karena dengan KEK semua usaha di dalamnya akan ada dukungan insentif," ungkap dia.
 
Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga telah menetapkan empat dari 10 Bali Baru tersebut menjadi super prioritas, yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika dan Labuan Bajo. Keempat destinasi wisata ini diharapkan menjadi percontohan bagi destinasi yang lain.
 
"Kenapa empat? Karena ini dianggap paling siap, cepet, murah (untuk investasi), jadi lokomotif baru pariwisata Indonesia.‎ Danau Toba itu luar biasa dan beberapa belas tahun lalu jadi tujuan wisata sehingga bukan hal baru.‎ Mandalika sudah ada (investasi) USD 1,3 miliar untuk pembangunan lima hotel. Labuan Bajo, itu selebritis dunia sudah mau datang ke sana," tandas dia.
 
 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya