Waskita Beton Precast Cetak Kontrak Baru Rp 6,51 Triliun

PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) mencatatkan kontrak baru 99,2 persen dari target nilai kontrak baru sebesar Rp 6,56 triliun..

oleh Septian Deny diperbarui 21 Des 2018, 10:00 WIB
Diterbitkan 21 Des 2018, 10:00 WIB
IHSG Berakhir Bertahan di Zona Hijau
Petugas menata tumpukan uang kertas di Cash Center Bank BNI di Jakarta, Kamis (6/7). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada sesi I perdagangan hari ini masih tumbang di kisaran level Rp13.380/USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) membukukan nilai kontrak baru (NKB) sebesar Rp 6,51 triliun hingga pertengahan Desember 2018. Angka ini 99,2 persen dari target nilai kontrak baru yang sebesar Rp 6,56 triliun di 2018.

Direktur Pemasaran & Engineering PT Waskita Beton Precast Tbk, Agus Wantoro‎  optimistis akan mencapai target nilai kontrak baru pada 2018. Perolehan kontrak baru WSBP berasal dari proyek internal sebesar 63 persen yaitu proyek Jalan Tol Cibitung-Cilincing dan proyek lainnya. 

"Sedangkan proyek yang berasal dari eksternal sebesar 37 persen, antara lain Proyek Jalan Tol Pekanbaru-Dumai, Bandara Kulonprogo, Proyek Pelabuhan Patimban, dan proyek lainnya," ujar dia di Jakarta, Jumat (21/11/2018).

Dia menjelaskan, dalam penambahan kapasitas produksi precast, WSBP juga mengembangkan produk baru seperti rumah precast, tiang listrik beton, dan bantalan kereta.

Pengembangan produk ini merupakan bagian strategi WSBP untuk mengembangkan pasar eksternal yang diharapkan terus meningkat dengan target kontribusi 40 persen pada 2019.

"Di mana peningkatan kontribusi pasar eksternal salah satunya melalui pengembangan produk baru tersebut di atas. WSBP juga menjaga sinergi dengan Grup Waskita untuk proyek-proyek yang bersifat pengembangan bisnis serta pengembangan produk lainnya," kata dia.‎

 

Cetak Arus Kas Positif

Sebelumnya, Direktur Keuangan WSBP Anton YT Nugroho menyatakan, perseroan membukukan arus kas (cashflow) operasional sebesar Rp 1,1 triliun pada 2018. Ini dinilai capaian yang positif mengingat pada 2017 minus Rp 2,4 triliun pada 2017 dan pada 2016 minus Rp 3 triliun.

‎Menurut dia, capaian positif tersebut karena rasio posisi utang berbunga terhadap modal WSBP yang masih sebesar 0,77 kali, masih jauh dari batas yang ditentukan sebesar 2,5 kali. Dengan besaran ekuitas per 9M2018 sebesar Rp 7,45 triliun, WSBP masih memiliki kapasitas ruang pendanaan yang besar.

"Saat ini penerimaan termin yang sudah masuk mencapai Rp 9,8 triliun, kami terima lagi sampai akhir tahun ini sebesar Rp 1,6 triliun lagi, total sekitar Rp 11,4 triliun. Jadi tahun ini arus kas dari operasional akan surplus besar,“ ungkap Anton.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya