Liputan6.com, Jakarta - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) kembali mendapat kontrak baru berupa pengerjaan peningkatan kelas RSUD Tuan Besar Syarif Idrus senilai Rp146,85 miliar yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Tahun Anggaran 2025. Proyek tersebut akan diselesaikan dalam kurun waktu tidak lebih dari satu tahun.
Waskita Karya akan mengerjakan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun Peningkatan Kelas Rumah Sakit guna mendukung Program KJSU (Kanker, Jantung, Stroke, dan Uronefrologi) RSUD Tuan Besar Syarif Idrus di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya pada Februari lalu, Waskita pun mendapat kontrak baru berupa pengerjaan renovasi bangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Akhmad Berahim Tana Tidung di Kalimantan Utara. Proyek senilai Rp164,75 miliar itu ditargetkan selesai dalam waktu kurang dari setahun.
Advertisement
Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita menyatakan, Perseroan sebagai BUMN Konstruksi terus mendukung langkah pemerintah melalui pembangunan infrastruktur. Salah satunya program peningkatan fasilitas kesehatan bagi masyarakat di seluruh Indonesia.
"KJSU merupakan program Kementerian Kesehatan yang bertujuan meningkatkan kualitas dan pemerataan layanan kesehatan untuk penyakit prioritas nasional, melalui kerja sama dengan rumah sakit dan penguatan jejaring rujukan. Maka, suatu kebanggaan bagi Waskita dapat terus terlibat dalam menyukseskan program prioritas pemerintah," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (20/3/2025).
Ermy menjelaskan, Waskita akan memperbarui desain gedung dan sejumlah fasilitas di RSUD Kabupaten Kubu Raya. Total luas bangunan empat lantai itu pun mencapai 6.795 meter per segi.
Dalam proyek ini, Waskita mengusung New and Modern Healthcare Centre in Kubu Raya yang menggabungkan teknologi medis terkini (Healthcare Centre), keindahan alam Sungai Kapuas (Natural Beauty), budaya Kubu Raya (Cultural Belonging), serta lingkungan nyaman dan menenangkan (Healing Journey).
Desain Bangunan
Desain bangunannya pun, lanjut dia, dihiasi oleh unsur-unsur tradisional Dayak, seperti ukiran kayu, anyaman bambu, dan berbagai motif khas.
"Konsep arsitektur RSUD Kubu Raya mengusung pendekatan yang berpusat pada pasien dengan menggabungkan aspek fungsional, estetika, dan keberlanjutan. Kemudian desain bangunannya mengedepankan tata letak yang intuitif, ruang tunggu nyaman, dan privasi pasien terjaga," jelasnya.
Konsep tersebut, lanjut Ermy, juga menekankan efisiensi operasional melalui penerapan teknologi modern dan alur kerja optimal melalui konfigurasi ruang yang efisien.
Kemudian, demi menciptakan lingkungan sehat dan nyaman, diterapkan berbagai prinsip keberlanjutan seperti penggunaan energi efisien dan integrasi ruang terbuka hijau.
"RSUD Kubu Raya diharapkan dapat menjadi fasilitas kesehatan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan medis, tapi juga menjadi tempat nyaman dan menyenangkan bagi pasien serta pengunjung," tutur dia.
Advertisement
Bakal Ada 5 Zona yang Dibangun
Ermy menyebutkan, nantinya ada lima zona di bangunan itu, pertama Zona Penerima Pasien yang terdiri dari ruang pendaftaran, ruang tunggu, dan ruang informasi. Kedua Zona Pelayanan Medis seperti Ruang Pemeriksaan, Ruang Tindakan, Ruang Operasi, Ruang Intesive Care Unit (ICU), High Care Unit (HCU), Neonatal Intensive Care Unit (NICU), Ruang Cathlab, Radiologi, serta Laboratorium Farmasi.
Ketiga yakni Zona Rawat Inap, terdiri dari Ruang Rawat Inap Umum dan Rawat Inap Khusus. Adapun keempat yaitu Zona Penunjang mencakup Central Sterile Supply Department (CSSD), Ruang Utilitas, Kamar Jenazah, dan Ruang Penyimpanan. Terakhir Zona Umum terdiri dari Ruang Tunggu Keluarga, Kantin, juga Ruang Pertemuan.
"Konsep zonasi pada RSUD Tuan Besar Syarif Idrus di Kabupaten Kubu Raya menekankan pemisahan antarzona guna memnimalkan interaksi yang tidak perlu antara pasien, pengunjung, dan petugas medis. Zona yang berkaitan dengan tindakan medis didesain fleksibel untuk mengakomodasi perubahan kebutuhan dan perkembangan rumah sakit di masa mendatang," ujarnya.
Pengalaman Wakita Karya Adapun kata Ermy, sebelumnya Perseroan telah berpengalaman lebih dari 64 tahun membangun sejumlah RS di Tanah Air di antaranya RSUD Tigaraksa di Tangerang, RS Cahya Kawaluyan di Padalarang, RSUD Pasar Minggu di Jakarta, RS Darurat Covid-19 Pulau Galang di Batam, dan RS Universitas Sumatera Utara di Medan.
Ada pula RS Universitas Sebelas Maret di Surakarta, RS Semen Padang di Padang, Samarinda Medical Centre, RS Sentul City di Bogor, RS Dr. Sardjito di Yogyakarta, serta RS Advent di Bandung. Waskita turut membangun RSUD Kota Tangerang, RS Badung di Bali, RS dr. Muhammad Zein Painan di Sumatera Barat, dan RS Dr. (HC) Ir. Soekarno di Pangkal Pinang. Berikutnya RS Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) serta Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati di Jakarta.
Divestasi Seluruh Aset Tol, Waskita Karya Bakal Kembali ke Bisnis Inti
Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) tidak akan masuk ke bisnis jalan tol usai divestasi seluruh aset jalan tol dan kembali ke core business atau bisnis inti perusahaan sebagai perusahaan konstruksi.
Demikian disampaikan Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Hanugroho di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Kamis (6/3/2025).
"Setelah kita melakukan divestasi seluruh jalan tol, kita tidak akan masuk ke jalan tol kecuali ada penugasan. Divestasi jalan tol kita lakukan sesegera mungkin," tutur Hanugroho.
Waskita akan divestasi sejumlah aset tol yang dikelola di bawah PT Pemalang Batang Toll Road (PBTR), PT Cimanggis - Cibitung Tollways (CCT), PT Hutama Marga Waskita (HMW) pada 2025.
"Semakin cepat semakin baik kita bisa melakukan divestasi, paling tidak kita bisa mengurangi liabilitas yang menjadi kewajiban manajemen untuk menguranginya," ujar Muhammad Hanugroho.
Divestasi jalan tol menjadi salah satu upaya dan fokus Waskita ke depan. Divestasi atas sisa ruas tol sebagai salah satu sumber pembayaran kewajiban keuangan.
Sebagai BUMN Konstruksi yang memiliki pengalaman lebih dari 64 tahun, ke depan Waskita akan terus menjaga stabilitas keuangan serta melakukan divestasi jalan tol.
Kemudian, mengembalikan core business perusahaan sebagai perusahaan konstruksi yang berfokus pada sektor gedung, infrastruktur air, jalan, dan jembatan.
BUMN Konstruksi seperti PT Waskita Karya (Persero) Tbk dinilai memegang peranan vital dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Berkat pembangunan yang dilakukan BUMN Konstruksi, sejumlah infrastruktur memadai bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Maka agar bisa terus berkontribusi bagi pembangunan bangsa dan pertumbuhan ekonomi, Waskita telah menyusun rencana kerja dan peta jalan untuk tahun ini. Salah satunya dengan menempatkan restrukturisasi keuangan sebagai pilar utama.
Advertisement
Pilar Strategis
Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita mengatakan, keberhasilan implementasi pilar tersebut menjadi dasar untuk melanjutkan sejumlah pilar strategis lainnya ke depan. Ia menambahkan, persetujuan Master Agreement Restructuring (MRA) 2024 telah tercapai sesuai target.
Dirinya menyebutkan, dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2024-2029, Perseroan telah menetapkan beberapa pilar strategis lainnya, yaitu pengembangan usaha, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), Governance Risk & Compliance (GRC), serta digitalisasi. Melalui keempat pilar ini, diharapkan visi Waskita menjadi perusahaan terdepan dalam membangun ekosistem yang berkelanjutan dapat tercapai.
Terkait pertumbuhan usaha, menurut Ermy, Perseroan fokus pada perolehan Nilai Kontrak Baru (NKB). Ia menuturkan, dalam pelaksanaannya, Waskita membentuk Komite Manajemen Risiko, untuk menilai risiko dan kelayakan proyek, sebelum memutuskan untuk mengambil suatu proyek dan melakukan tender.
