Strategi Kementan Genjot Kesejahteraan Peternak Sapi

Kementan berupaya mempercepat peningkatan populasi sapi di tingkat peternak.

oleh Septian Deny diperbarui 08 Jan 2019, 18:06 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2019, 18:06 WIB
Sapi
Ilustrasi sapi (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, program Gertak Berahi dan Inseminasi Buatan (GBIB) serta Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) yang mulai dilaksanakan pada Oktober 2016 lalu mampu mempercepat peningkatan populasi sapi di tingkat peternak.

Hal ini terlihat dari rata-rata pertumbuhan populasi sapi-kerbau dari sesudah program GBIB dan Upsus Siwab 2014-2017 mengalami kenaikan sebesar 3,86 persen per tahun. Sementara sebelum dilaksanakannya program tersebut yaitu pada 2012-2014, pertumbuhan populasi rata-rata hanya sebesar 1,03 persen per tahun.

"Dalam dua tahun pelaksanaan program, capaian kinerja program Upsus Siwab sangat signifikan," ujar Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, I Ketut Diarmita, di Kantor Kementan, Jakarta, Selasa (8/1/2018).

Ketut menjelaskan, dari Januari 2017 hingga 16 Desember 2018, inseminasi buatan (IB) telah dilakukan terhadap 7.964.131 ekor sapi atau sekitar 117,68 persen dari target 7 juta ekor.

Untuk realisasi kebuntingan sebanyak 3.889.134 ekor, atau 76,26 persen dari target 5,1 juta ekor. Sedangkan, realisasi kelahiran sapi dari program ini mencapai 2.743.902 ekor atau setara Rp 21,95 triliun dengan asumsi harga satu pedet lepas sapi sebesar Rp 8 juta per ekor.

Padahal, lanjut dia, investasi program Upsus Siwab pada 2017 hanya sebesar Rp 1,41 triliun. Dengan demikian, terjadi kenaikan nilai tambah di peternak sebesar Rp 20,54 triliun.

"Esensi Upsus Siwab adalah mengubah pola pikir petani ternak domestik yang cara beternaknya selama ini masih bersifat sambilan diarahkan ke praktik beternak yang menuju ke arah profit dan menguntungkan bagi peternak," tandas Dirjen Kementan tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya