Bos Bappenas: Ekonomi RI Bisa Turun Jika Terus Bergantung pada Komoditas

Apabila pertumbuhan ekonomi mampu digenjot hingga mencapai 6 persen secara berkelanjutan, maka Indonesia akan menjadi negara maju serta berpenghasilan tinggi.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jan 2019, 18:15 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2019, 18:15 WIB
Komisi XI DPR RI Gelar Rapat Kerja Dengan Bappenas
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (19/9). Bambang memaparkan pagu anggaran 2019 untuk Kementerian PPN/Bappenas turun menjadi Rp1,781 triliun. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Bordjonegoro mengatakan Indonesia perlu mendorong industri manufaktur agar pertumbuhan ekonomi nasional tetap di atas 5 persen.

Menurut dia, apabila hanya mengandalkan produk komoditas saja, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tergelincir.

"Jika kita tetap berpegang teguh pada ekonomi komoditas ini, bisa tergelincir ke 4,8 hingga 4,5 persen. Kita perlu beralih ke manufaktur bernilai tambah," jelas dia di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Selasa (22/1/2019).

Menurutnya, apabila pertumbuhan ekonomi mampu digenjot hingga mencapai 6 persen secara berkelanjutan, maka Indonesia akan menjadi negara maju serta berpenghasilan tinggi.

Sebab, ketika berbicara tentang pertumbuhan maka pemerintah harus membayangkan masa depan ekonomi terlebih dahulu dan menyesuaikannya.

"Tapi, yang perlu diwaspadai, pertumbuhan ekonomi rata-rata telah menurun dari periode ke periode. Pertumbuhan rata-rata adalah 7,5 persen," sebutnya.

Di samping itu, untuk mendorong pertumbuhan bonus demografi juga perlu dimanfaatkan oleh pemerintah. Jika tidak dapat mengeksploitasi jendela ini akan terjebak sebagai negara berpenghasilan menengah selamanya.

Seperti diketahui, untuk tahun ini saja, Presiden Joko Widodo memprediksi, pertumbuhan ekonomi 2018 mampu mencapai sekitar 5,2 persen. Angka ini diperoleh dari laporan Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution, usai melakukan penutupan perdagangan saham 2018.

"Yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi. Masih dihitung tapi tadi saya dibisikin Pak Menko kurang lebih angkanya (5,2 persen)," ujar Jokowi di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (29/12).

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com 

Perlambatan Ekonomi China Berdampak ke Penurunan Ekspor Indonesia

20161025-Bea-Cukai-Kembangkan-ISRM-untuk-Pangkas-Dwelling-Time-Jakarta-IA
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (25/10). Kebijakan ISRM diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pelayanan dan efektifitas pengawasan dalam proses ekspor-impor. (Liputan6.com/Immaniel Antonius)

Pertumbuhan ekonomi China dilaporkan melambat ke level 6,4 persen pada kuartal keempat tahun lalu dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Angka ini sesuai prediksi yang menyebut pertumbuhan ekonomi pada kuartal keempat lebih lambat ketimbang kuartal ketiga sebesar 6,5 persen.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, perlambatan ekonomi China akan mempengaruhi ekspor Indonesia. Hal tersebut kemudian akan berdampak pada ekonomi Indonesia.

"Kalau dari segi eskpor pasti ada pengaruhnya. Pertumbuhan sederhananya pilar pertama konsumsi, terutama konsumsi umah tangga. Pilar kedua investasi, pilar ketiganya ekspor dikurangi impor tentu saja," ujar Darmin di Kantornya, Jakarta, Selasa (22/1/2019).

Dalam kondisi saat ini untuk mengantisipasi perlambatan ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi maka pemerintah akan mendorong investasi. Selain investasi, konsumsi rumah tangga juga akan terus digenjot.

"Dampaknya tidak terlalu besar pengaruhnya, terhadap pertumbuhan tapi ada. Itu sebabnya kalau situasi seperti ini kita harus dorong di investasinya dan konsumsinya rumah tangga," katanya.

Lebih lanjut Darmin menjelaskan, perlambatan ekonomi China lebih disebabkan oleh adanya perang dagang dengan Amerika Serikat. "Itu adalah bagian dari perang dagang mereka itu. Bahwa ekonomi China pertumbuhannya makin melambat," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya