Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) akan membawa teknologi sendiri, untuk meningkatkan penemuan minyak dan gas bumi (migas) dari lapangan yang digarapnya di Aljazair.
Teknologi tersebut pun dipamerkan dalam ajang migas terbesar di Afrika, North Africa Petroleum Exhibition and Conference (NAPEC).
Vice President Cooproate Communication Pertamina, Fajriyah Usman mengatakan, salah satu tekonologi terbaik yang digunakan adalah passive seismic yang merupakan metode baru berbasis gelombang pasif frekuensi rendah (LFPS), untuk mendeteksi keberadaan hidrokarbon secara langsung (DHI).
Advertisement
Baca Juga
LFPS memberikan respons yang tertentu (anomali) ketika menginterferensi reservoar yang mengandung hidrokarbon.
"Untuk mendukung kegiatan pengeboran, bisnis hulu Pertamina telah menggunakan teknologi terbaik dengan memperkuat budaya keselamatan, mengurangi human error serta meningkatkan konsistensi dan mengurangi produksi limbah," kata Fajriyah, di Jakarta, Selasa (12/3/2019).
Metode ini dikembangkan oleh Upstream Technical Center - PT Pertamina (Persero) dan telah diterapkan di beberapa lapangan Pertamina baik dalam kegiatan eksplorasi dan produksi maupun pengembangan.
Validasi metode LFPS menunjukkan 82 persen sesuai dengan hasil analisis sehingga sangat signifikan mengurangi resiko kegagalan penentuan lokasi target bor.
Ke depan, metode passive seismic ini akan diaplikasikan di lapangan Menzel Lejmat North (MLN) Field Block 405a, Aljazair yang saat ini dikelola Pertamina Internasional EP. Hal init untuk mendukung kegiatan eksplorasi, produksi dan pengembangan migas.
"Saat ini, pengeboran Pertamina telah menghasilkan keunggulan operasi melalui tingkat integritas operasional yang tinggi dengan mengoptimalkan kinerja SDM dan teknologi," imbuhnya.
Lapangan migas yang diakuisisi Pertamina sejak 2013 dengan kepemilikan 65 persen, ini merupakan salah satu andalan produksi minyak Pertamina di luar negeri.Â
PIEP telah sukses melakukan kegiatan pengeboran pertama di lapangan MLN, dengan produksi pada 2018 tercatat sebesar 16 ribu barel minyak per hari (bph) dan untuk 2019 produksinya ditargetkan meningkat menjadi lebih dari 19 ribu bph.
Â
Lapangan Migas Lainnya
Sebagai informasi, selain MLN, di Aljazair Pertamina juga memiliki share di 2 lapangan migas lainnya, yaitu EMK (El Merk) field dengan kepemilikan 16,9 persen, dan Orhud dengan kepemilikan 3,73 persen.
Selain blok tersebut, dalam rangka mengembangkan peluang bisnis baru, Pertamina juga telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Sonatrach yang merupakan perusahaan migas asal Aljazair.
Kerja sama ini juga melengkapi pengembangan bisnis yang dilakukan PIEP di sejumlah wilayah lainnya seperti Afrika, Timur Tengah dan Asia. Â
Dalam ajang wahana untuk promosi produk migas unggulan, berdiskusi dan bertemunya para profesioal migas di seluruh dunia. Pameran ini akan diikuti 570 operator serta perusahaan teknologi dan layanan dari 40 negara.
Pertamina melalui Refinery Unit V Balikpapan mempromosikan produk unggulan Smooth Fluid 05 (SF 05), saat ini telah diproduksi Refinery Unit V Balikpapan dengan kapasitas 1,2 juta barel per tahun.Â
Produk turunan petrokimia ini telah terbukti diterapkan oleh industri migas di Indonesia baik offshore maupun onshore.
Keunggulannya antara lain stabilitas yang baik dan tidak mudah teroksidasi pada kondisi operasi pemboran darat, lepas pantai dan kondisi HPHT, stabil untuk penyimpanan jangka panjang, serta ramah lingkungan, karena telah lulus uji toksisitas, biodegradabilitas, bebas iritasi kulit dan mata serta memiliki kandungan BTX yang sangat rendah.
"Smooth Fluids 05 sebagai bahan dasar campuran cairan pemboran berbasis minyak dengan kinerja tinggi, saat ini banyak digunakan oleh operator global terkemuka yang beroperasi di seluruh Indonesia dan terus berkembang ke pasar global," ujar dia.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement