Inflasi April 2019 Terjadi Karena Keterlambatan Masa Panen

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan inflasi April 2019 lebih disebabkan keterlambatan masa panen

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Mei 2019, 15:34 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2019, 15:34 WIB
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution saat menjadi pembicara dalam acara Bincang Ekonomi di Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta, Kamis (2/3). (Liputan6.com/Fatkhur Rozaq)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada April 2019 mencapai sebesar 0,44 persen. Dengan demikian inflasi sejak Januari hingga April 2019 tercatat sebesar 0,80 persen.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui, penyebab inflasi pada April 2019 ini memang masih disumbang oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah kenaikan harga komoditas pangan, hingga tingginya harga tiket pesawat.

"Itu pasti urusannya bawang putih, bawang merah, cabai merah dan mungkin sedikit ayam atau telur. Lalu ada tiket pesawat," kata Menko Darmin saat ditemui di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (2/5/2019).

Darmin mengatakan penyebab kenaikan bebeberapa komoditas pangan tersebut dipicu lantaran masa panen sedikit mengalami keterlambatan. Baik itu, pada komoditas seperti beras, cabai hingga bawang putih.

"Memang (kalau) bawang putih terlambat diimpor. Kita tidak hasilkan bawang putih cukup tapi segera dia akan masuk. Begitu juga dengan cabai dan bawang merah. Sebentar lagi juga akan panen," tambahnya.

Sementara itu, terkait dengan inflasi yang terjadi kanrena kondisi harga tiket, Darmin mengaku masih terus melakukan komunikasi terhadap Kementerian Perhubungan hingga Badan Usaha Milik Negara. "Tiket pesawat kita tidak jadi rapat. Menteri BUMN (Rini Soemarno) ada acara," imbuhnya.

Reporter : Dwi Aditya Putra

Sumber : Merdeka.com

Saksikan video terkait di bawah ini

BPS: Inflasi 0,44 Persen di April, Dipicu Kenaikan Harga Pangan

Inflasi
Ilustrasi Inflasi (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada April 2019 sebesar 0,44 persen. Dengan demikian, inflasi sejak Januari hingga April 2019 tercatat sebesar 0,8 persen.

"Perkembangan harga secara umum naik di April 2019. Dari pantauan 82 kota, inflasi tercatat sebesar 0,44 persen. Agak tinggi," ujar Kepala Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Kamis (2/5/2019).

Sementara itu, inflasi dari tahun ke tahun tercatat sebesar 2,83 persen. Angka tersebut masih sesuai dengan target pemerintah tahun ini pada angka 3,5 persen.

"Secara umum inflasi selama April 2019 terkendali dengan adanya sejumlah komoditas mengalami peningkatan," kaya Suhariyanto.

Dari 82 kota, Medan mencatatkan inflasi tertinggi sebesar 1,3 persen dan terendah dicatatkan oleh Pare-pare sebesar 0,3 persen. Sedangkan deflasi tertinggi dicatatkan oleh Manado -1,27 persen dan terendah maumere -0,04 persen.

"Penyebab utama inflasi April adalah kenaikan harga bahan makanan, transportasi, komunikasi dan jasa keuangan," tandasnya.

Ekonom Prediksi Inflasi 0,32 Persen pada April 2019

20161003-Pasar Tebet-Jakarta- Angga Yuniar
Pedagang merapikan barang dagangannya di Tebet, Jakarta, Senin (3/10). Secara umum, bahan makanan deflasi tapi ada kenaikan cabai merah sehingga peranannya mengalami inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ekonom prediksi inflasi April 2019 sebesar 0,32 persen dan secara year on year (YoY) mencapai 2,71 persen. Inflasi April didorong dari volatilitas harga pangan jelang Ramadan.

Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede menuturkan, peningkatan laju inflasi secara bulanan dan tahunan ditopang oleh kenaikan laju inflasi harga bergejolak yang didorong oleh kenaikan beberapa harga komoditas pangan.

Komoditas pangan itu antara lain bawang putih (37,4 persen Month on Month/MoM), cabai merah sebesar 13,6 persen MoM, daging ayam sebesar 2,6 persen MoM, bawang merah sebesar 19,9 persen MoM, dan telur 0,3 persen MoM.

Terdapat juga komoditas pangan yang mengalami tren penurunan sepanjang April seperti harga beras yang tercatat turun 0,95 persen MoM dan daging sapi merosot 0,14 persen MoM.

"Di samping kenaikan laju inflasi harga bergejolak, inflasi juga didorong oleh kenaikan inflasi kelompok transportasi sejalan dengan perubahan tarif transportasi udara," ujar dia dalam catatannya, Kamis (2/5/2019).

Sementara itu, inflasi inti diperkirakan stabil di kisaran 3,03 persen YoY mengingat ekspektasi inflasi dari sisi permintaan cenderung terkendali ditopang oleh stabilnya nilai tukar rupiah sepanjang April lalu.

Josua menuturkan, puncak inflasi akan terjadi pada Mei, Juni, dan Juli. Meski demikian, inflasi masih tetap terkendali hingga akhir 2019. Diperkirakan inflasi di kisaran 3-3,5 persen hingga akhir 2019.

Ini mempertimbangkan pengendalian harga pangan akan terus dikoordinasikan di tingkat nasional dan daerah melalui forum TPI nasional dan tingkat pengendalian inflasi daerah (TPID) sehingga tidak terdapat lonjakan harga karena penurunan suplai.

"Selain itu, inflasi harga diatur pemerintah juga diperkirakan akan tetap stabil dalam rangka menjaga daya beli masyarakat. Inflasi akan terkendali hingga akhir tahun," tutur dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya