Bulog Akui Harga Telur Ayam Sulit Dikendalikan

Harga telur ayam masih sulit dikendalikan.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Mei 2019, 19:31 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2019, 19:31 WIB
telur
ilustrasi telur/Image by Wokandapix from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso menyebut ada beberapa komoditas pangan yang dianggap harganya sulit untuk dikendalikan pada saat Ramadhan dan Lebaran. Salah satunya yakni harga telur ayam.

"Saya bilang kemungkinan agak susah telur ya telur ayam," kata Buwas saat ditemui di Jakarta, Minggu (5/5/2019).

Meski sulit dikendalikan namun pihaknya telah memiliki sejumlah cara untuk menekan harga telur ditingkat pasar. Salah satunya dengan menggandeng para peternak ayam petelur untuk lakukan operasi pasar.

"Kita sudah berusaha karena kan peternak-peternak ayam petelur sudah siap juga sebetulnya. Kita sudah kerja sama kepada para peternak dengan petelur ayam dan perusahan besar petelur sudah siap. Kita sudah membeli untuk operasi pasar," katanya.

Di samping itu, Mantan Kepala BIN ini juga memastikan bahwa ketersedian stok bahan komoditas pangan lainnya terjamin. "Gula aman. daging ayam stok banyak, daging kerbau kita banyak," ujar pemimpin Bulog.

Sebelumnya, Buwas juga memastikan memastikan ketersediaan beras selama bulan Ramadan aman, bahkan hingga akhir tahun stok beras masih stabil.

"Kalau beras saya jamin Insya Allah sampai akhir tahun ini tidak akan ada impor, gitu loh. Nanti saya buktikan," kata Budi di Kompleks Istana Kepresidenan

Dia menyebut, hingga saat ini tercatat sudah ada 2,1 juta ton beras di gudang Bulog. Tidak menutup kemungkinan stok beras terus bertambah bila petani di sejumlah daerah di Tanah Air memanen padi.

"Ya pasti lah. Sampai sekarang beras kita enggak keluar tapi menyerap terus jadi nambah-nambah," ujarnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Stok Berlimpah, Bulog Bakal Ekspor Beras ke Malaysia

Peluncuran Operasi Pasar di Pasar Induk Cipinang
Petugas menurunkan beras jenis medium saat Operasi Pasar Beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Kamis (22/11). Perum Bulog dan PT Food Station hari ini menggelar operasi pasar beras medium seharga Rp 8.500 per kg. (Merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) berencana ekspor beras ke Malaysia. Hal tersebut seiring dengan produksi beras dalam negeri yang terus meningkat.

"Ya kita lagi siapkan. Rencananya kalau jadi ya ke Malaysia," ujar Direktur Pengadaan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog), Bachtiar di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat kemarin.

Bachtiar mengatakan, saat ini pihaknya menyerap beras sebanyak 10.000 ton per hari. Angka ini diprediksi masih terus naik sebab beberapa daerah di Indonesia akan memasuki masa panen.

"Beras bagus kita rata-rata per hari 10.000 ton, pernah 15.000, 10.000 dan sampai saat ini hampir 400.000. Ya Januari kan belum panen, Februari juga belum," ujar dia.  

"Maret baru sedikit yang panen beneran, April dan Mei ini masih  berjalan. Hari ini 12.500 ton unt serapan gabah atau setara. Kalau gabah setara 25.000an ton tapi dijadikan beras kan 12.500 jadi bagus," sambungnya.

Bachtiar menambahkan, Bulog juga akan menyalurkan beras kepada TNI dan Polri agar stok di gudang tidak tertahan. Dia juga menambahkan, stok sepanjang 2019 cukup untuk memenuhi kebutuhan Lebaran dan akhir tahun.

"Untuk hilir kalau tidak salah ada info nanti PNS, TNI, Polri sudah mulai beli berasnya Bulog Insyaallah. Dulu per orang 18 kg, sekarang tetaplah tidak perubahan, per bulan per orang," tandasnya.


Mentan Amran: Harga Bawang Putih Paling Mahal Rp 30 Ribu per Kg

Harga Bawang di Pasar Kramat Jati
Pedagang menjajakan bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (2/4/2019). Sejumlah pedagang di Pasar Induk Kramat Jati mengaku harga bawang merah dan bawang putih relatif stabil, meskipun terjadi kenaikan harga di beberapa daerah. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman pada pagi ini melakukan tinjauan dan operasi pangan di Pasar Kramatjati, Jakarta Timur, Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, ia sekaligus menetapkan harga bawang putih di seluruh Indonesia paling tinggi Rp 30 ribu per kilogram (kg).

Amran mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada rapat terbatas (ratas) kemarin telah menginstruksikannya untuk turun langsung mengecek ke lapangan berbagai harga komoditas strategis, khususnya bawang putih.

Dia melaporkan, stok bawang putih saat ini telah mencapai 100 ribu ton, atau dua kali lipat dari kebutuhan pasar saat ini yang sebesar 50 ribu ton. Oleh karenanya, ia pun meminta kepada seluruh importir bawang putih untuk menurunkan harga jual dari Rp 46 ribu menjadi Rp 25-30 ribu per kg. 

"Kami sudah siapkan stok dua kali lipat 100 ribu ton. Jadi tidak ada alasan harga bergejolak. Kami berikan target harga bawang putih maksimal 30 ribu per kg. Antara 25-30 ribu per kg. Tidak boleh melewati itu," ucap Mentan Amran di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta, Minggu (5/5/2019).

Bagi importir yang melanggar kesepakatan ini, ia menambahkan, pemerintah akan memasukannya ke dalam daftar hitam dan melarang mendatangkan bawang putih dari luar negeri.

"Siapa-siapa yang telah menandatangani tadi tidak berkomitmen, urusannya ini panjang. Kami pastikan kami sudah sepakat. Dia juga bersedia untuk di-blacklist (jikalau melanggar), tidak lagi mengimpor bawang putih," serunya.

Lebih lanjut, dia menyampaikan, Kementerian Pertanian (Kementan) telah mem-blacklistsebanyak 56 perusahaan importir yang kedapatan selalu mempermainkan harga bawang putih. Tindak ini dimaksudkan agar nilai jual bawang putih dan komoditas lainnya bisa stabil, sehingga baik pengusaha dan petani tetap mendapat untung, sementara konsumen juga bisa menikmati harga yang terjangkau.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya