Liputan6.com, Jakarta - Berbeda dengan tahun sebelumnya, para petani pada musim panen raya tahun ini bisa sumringah karena hasil panen mereka mendapat kepastian untuk dibeli dengan harga tinggi oleh Perum BULOG dengan Harga Pokok Penjualan (HPP) gabah Rp 6.500/kg.
Pada musim panen raya padi serentak di 14 provinsi dan 157 kabupaten/kota, Perum BULOG telah berhasil melakukan penyerapan lebih dari 800 ribu ton setara beras yang merupakan capaian tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
Advertisement
Baca Juga
"Pencapaian Perum Bulog bukan hanya berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani, namun juga berkontribusi pada pencapaian Asta Cita Presiden Prabowo, swasembada pangan.Pemerintah mengapresiasi Bulog yang telah mengawal implementasi kebijakan pro petani Presiden. Sehingga kita dapat memutus praktek-praktek yang memiskinkan petani,” kata Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Bidang Pangan dan Pertanian, Prita Laura.
Advertisement
Upaya maksimal telah dilakukan oleh Perum BULOG untuk memastikan penyerapan dalam negeri mencapai target 3 juta ton pada tahun 2025.
Upaya-upaya itu antara lain dengan program jemput gabah di mana Perum BULOG melakukan kerjasama dengan TNI AD, khususnya Babinsa untuk dapat membantu memonitor panen agar petani sejahtera dengan mendapatkan harga gabah sesuai harga pembelian pemerintah yang telah ditetapkan yaitu Rp 6.500/kg
"Kami sebagai petani tentunya merasa senang dengan kepastian pembelian HPP Rp 6.500 per Kilogram dari Perum BULOG dalam kondisi gabah kering maupun basah. Hal ini sangat membantu kesejahteraan petani yang selama ini suka dirugikan oleh ulah tengkulak," kata AA Gede Agung Wedhatama, Ketua Komunitas Petani Muda Keren (PMK).
Para petani merasa terbantu dengan Tim Jemput Gabah Perum BULOG yang memiliki pengetahuan akan jaringan koordinasi hingga level kecamatan tiap daerah, dikarenakan keterlibatan Babinsa dan PPL merupakan kombinasi yang baik dalam membantu memperoleh informasi terkait update titik panen di wilayah kerja yang bersangkutan.
"Kebijakan jaminan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang dilakukan oleh pemerintah juga mendorong sebagai katalis peningkatan konsumsi rumah tangga para petani, sehingga membantu mendorong roda perekonomian Indonesia di tengah kondisi geopolitik dunia yang dinamis," jelas Peneliti Ahli Utama dan Profesor Riset Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN, Prof. Erizal Jamal.
Pada tahun 2024, menurut data dari BPS, konsumsi rumah tangga mencapai 54,04% menjadi penopang utama Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.Tentunya dengan peningkatan kesejahteraan petani, akan memberikan dampak yang signifikan bagi PDB Indonesia.
Saat ini cadangan beras Pemerintah telah berada di atas 2 juta ton dan diperkirakan pada musim panen raya, Perum BULOG dapat menyerap secara maksimal sebesar 2,1 juta ton dari penggilingan padi dan 900 ribu ton dari petani.