Harga Telur Hari Ini: Naik atau Turun? Cek Update Terkini

Harga telur ayam ras pada 21 April 2025 terpantau fluktuatif di berbagai daerah; cek informasi harga terbaru dari sumber lokal untuk update terkini!

oleh Woro Anjar Verianty Diperbarui 21 Apr 2025, 18:30 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2025, 18:30 WIB
Terungkap, Ternyata Ini Perbedaan Telur Ayam Cokelat dan Putih
Pernahkah Anda bertanya-tanya apa perbedaan antara kedua jenis telur ini?... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Telur ayam ras merupakan salah satu sumber protein hewani yang terjangkau dan banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Pemantauan harga telur hari ini menjadi informasi penting bagi berbagai kalangan, mulai dari ibu rumah tangga hingga pelaku usaha kuliner. Perubahan harga telur hari ini berpengaruh langsung pada ekonomi rumah tangga maupun perhitungan biaya produksi usaha yang menggunakan telur sebagai bahan utama atau pendukung.

Memasuki minggu ketiga bulan April 2025, harga telur hari ini di berbagai wilayah Indonesia menunjukkan variasi yang cukup beragam. Perbedaan harga ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama jarak dari sentra produksi, biaya transportasi, serta keseimbangan antara pasokan dan permintaan di masing-masing daerah. 

Data pantauan menunjukkan bahwa harga telur hari ini di daerah yang dekat dengan sentra produksi seperti Blitar di Jawa Timur cenderung lebih rendah dibandingkan dengan daerah yang jauh dari pusat produksi, seperti wilayah Kalimantan dan Indonesia bagian timur.

Berikut ini telah Liputan6.com rangkum informasi terkini mengenai harga telur ayam ras di Indonesia per Senin, 21 April 2025, pada Senin (21/4).

Kisaran Harga Telur Rata-rata di Indonesia

Harga Telur di Pulau Jawa

Di Pulau Jawa yang merupakan sentra produksi telur terbesar di Indonesia, harga telur ayam ras per Senin, 21 April 2025 berkisar antara Rp20.500 hingga Rp24.800 per kilogram. Variasi harga ini terjadi karena perbedaan wilayah dan jarak dari pusat produksi. Di Blitar, Jawa Timur, yang dikenal sebagai produsen utama telur, harga di tingkat peternak tercatat sekitar Rp20.500 per kilogram, menjadikannya daerah dengan harga telur terendah secara nasional.

Kota-kota besar di Jawa Timur mencatat harga yang sedikit lebih tinggi dibandingkan Blitar. Di Surabaya, harga telur mencapai Rp21.700 per kilogram, di Sidoarjo Rp21.800 per kilogram, dan di Banyuwangi sekitar Rp21.600 per kilogram. Perbedaan harga ini mencerminkan adanya biaya tambahan dalam rantai distribusi dari sentra produksi ke wilayah konsumen.

Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat harga telur yang sedikit lebih tinggi dibandingkan Jawa Timur, berkisar antara Rp21.800 hingga Rp23.000 per kilogram. Di pasar-pasar tradisional kota-kota besar seperti Semarang, Solo, dan Yogyakarta, harga telur ayam ras berada pada kisaran Rp22.000 hingga Rp22.500 per kilogram.

Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) sebagai wilayah dengan konsentrasi penduduk tertinggi di Indonesia mencatat harga telur ayam ras yang lebih tinggi, berkisar antara Rp23.500 hingga Rp24.800 per kilogram. Di pasar-pasar tradisional Jakarta, harga telur sekitar Rp23.500 per kilogram, sementara di supermarket dan toko modern, harga telur yang sudah dikemas bisa mencapai Rp26.000 per kilogram.

Harga Telur di Luar Jawa

Di luar Pulau Jawa, harga telur ayam ras menunjukkan tren yang lebih tinggi. Pulau Sumatera mencatat variasi harga yang cukup beragam, dengan kisaran antara Rp21.500 hingga Rp25.000 per kilogram. Provinsi di bagian selatan Sumatera seperti Lampung memiliki harga telur yang lebih rendah (Rp21.500-Rp22.500 per kilogram) berkat kedekatan geografisnya dengan Jawa. Sementara itu, Sumatera Utara dan Aceh mencatat harga yang lebih tinggi, berkisar Rp23.000 hingga Rp25.000 per kilogram.

Wilayah Kalimantan mencatat harga telur yang jauh lebih tinggi dibandingkan Pulau Jawa, berada pada kisaran Rp25.000 hingga Rp26.500 per kilogram. Di Kalimantan Selatan, harga telur sekitar Rp25.000 per kilogram, sementara di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara harga bisa mencapai Rp26.500 per kilogram.

Sulawesi menunjukkan variasi harga telur antara Rp23.000 hingga Rp25.000 per kilogram. Sulawesi Selatan dengan Makassar sebagai pusat ekonomi mencatat harga telur sekitar Rp23.000 per kilogram, sementara di Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah harga berkisar antara Rp24.500 hingga Rp25.000 per kilogram.

Harga telur tertinggi secara nasional tercatat di wilayah Indonesia Timur. Di Maluku, harga telur mencapai Rp28.000 per kilogram, sementara di Papua dan Papua Barat harga bisa mencapai Rp30.000 hingga Rp35.000 per kilogram di beberapa daerah. Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat juga mencatat harga telur yang tinggi, berkisar antara Rp26.000 hingga Rp28.000 per kilogram.

Perbandingan dengan Harga Global

Sebagai perbandingan, harga telur di Amerika Serikat saat ini mengalami penurunan drastis. Per 21 April 2025, harga telur grosir di AS telah turun hingga 46% sejak awal tahun, menjadi sekitar US$3,13 per lusin (setara dengan Rp52.500 per lusin atau sekitar Rp4.375 per butir). Jika dikonversi dengan asumsi berat rata-rata telur 60 gram, harga telur di AS setara dengan sekitar Rp52.500 per kilogram, jauh lebih tinggi dibandingkan harga rata-rata di Indonesia.

Meskipun harga grosir di AS mengalami penurunan signifikan, harga ritel di pasar lokal cenderung lebih lambat menyesuaikan karena faktor stok dan biaya produksi. Fenomena ini menunjukkan bahwa dinamika harga telur tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di pasar global dengan pola yang berbeda-beda.

Secara keseluruhan, harga telur di Indonesia per 21 April 2025 berada pada kisaran Rp20.500 hingga Rp35.000 per kilogram, dengan rata-rata nasional sekitar Rp24.000 per kilogram. Variasi harga ini mencerminkan kompleksitas sistem distribusi dan karakteristik geografis Indonesia sebagai negara kepulauan.

Penyebab Naik Turunnya Harga Telur

ilustrasi telur untuk meredakan migrain/pixabay
ilustrasi telur untuk meredakan migrain/pixabay... Selengkapnya

Faktor Produksi

Biaya produksi merupakan salah satu faktor utama yang memengaruhi harga telur. Komponen biaya terbesar dalam produksi telur adalah pakan, yang mencakup 60-70% dari total biaya produksi. Fluktuasi harga bahan pakan seperti jagung, kedelai, dan bahan pakan lainnya berdampak langsung pada biaya produksi telur. Di Indonesia, sebagian bahan pakan masih bergantung pada impor, sehingga perubahan harga komoditas global dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing memengaruhi struktur biaya produksi telur domestik.

Kesehatan unggas juga menjadi faktor penting yang memengaruhi produksi telur. Wabah penyakit unggas seperti flu burung dapat menyebabkan penurunan populasi ayam petelur secara signifikan, yang pada gilirannya mengurangi pasokan telur ke pasar. Selain itu, stres pada ayam akibat perubahan cuaca ekstrem juga dapat menurunkan produktivitas, sehingga mengurangi jumlah telur yang dihasilkan per ekor ayam.

Faktor Distribusi dan Logistik

Sistem distribusi telur di Indonesia melibatkan rantai pasok yang cukup panjang, mulai dari peternak, pengepul, distributor, hingga pengecer. Setiap tingkatan dalam rantai distribusi ini mengambil margin keuntungan, yang pada akhirnya memengaruhi harga akhir yang dibayar konsumen. Semakin panjang rantai distribusi, semakin tinggi pula harga telur di tingkat konsumen.

Biaya transportasi dan logistik merupakan komponen signifikan dalam pembentukan harga telur, terutama untuk daerah yang jauh dari sentra produksi. Indonesia sebagai negara kepulauan menghadapi tantangan logistik yang kompleks, di mana pengiriman telur antar pulau memerlukan transportasi laut atau udara dengan biaya yang lebih tinggi. Kenaikan harga bahan bakar dan tarif transportasi langsung berdampak pada biaya distribusi telur.

Faktor Permintaan

Pola konsumsi masyarakat memengaruhi permintaan telur secara signifikan. Telur merupakan sumber protein yang terjangkau dan serbaguna, sehingga dikonsumsi oleh hampir semua lapisan masyarakat. Perubahan pola konsumsi, seperti peningkatan kesadaran akan pentingnya protein dalam diet sehari-hari, dapat mendorong kenaikan permintaan telur secara keseluruhan.

Faktor musiman seperti hari raya keagamaan, liburan sekolah, atau musim pernikahan biasanya menunjukkan peningkatan permintaan telur yang dapat mendorong kenaikan harga. Misalnya, menjelang Ramadan dan Idul Fitri, permintaan telur biasanya meningkat signifikan untuk pembuatan kue dan hidangan khusus, menyebabkan kenaikan harga temporer.

Daya beli masyarakat dan kondisi ekonomi secara umum juga memengaruhi permintaan telur. Dalam kondisi ekonomi yang baik dengan daya beli yang tinggi, konsumsi protein hewani termasuk telur cenderung meningkat. Sebaliknya, ketika terjadi tekanan ekonomi, masyarakat mungkin akan lebih selektif dalam pengeluaran, meskipun telur tetap menjadi pilihan protein yang relatif terjangkau dibandingkan daging atau ikan.

Faktor Kebijakan dan Regulasi

Kebijakan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, memiliki pengaruh signifikan terhadap harga telur. Regulasi terkait impor bahan pakan, kebijakan harga acuan, atau program stabilisasi harga dapat memengaruhi struktur biaya produksi dan mekanisme pasar telur. Misalnya, pembatasan impor jagung sebagai bahan pakan utama dapat mendorong kenaikan harga pakan, yang pada gilirannya meningkatkan biaya produksi telur.

Intervensi pasar oleh pemerintah atau lembaga terkait juga dapat memengaruhi dinamika harga telur. Operasi pasar, penjualan telur dengan harga khusus, atau penyaluran telur melalui program bantuan sosial merupakan bentuk intervensi yang bertujuan menjaga stabilitas harga dan memastikan keterjangkauan telur bagi masyarakat luas.

Solusi Mendapatkan Harga Telur Terbaik

Strategi Belanja Cerdas

Memilih tempat belanja yang tepat merupakan langkah awal untuk mendapatkan telur dengan harga terbaik. Pasar tradisional umumnya menawarkan harga yang lebih rendah dibandingkan supermarket atau minimarket. Di pasar tradisional, konsumen dapat langsung bertransaksi dengan pedagang grosir atau distributor, sehingga harga yang ditawarkan lebih kompetitif. Namun, perlu diperhatikan kualitas dan kesegaran telur yang dibeli di pasar tradisional.

Membeli telur dalam jumlah grosir atau bulky dapat menghemat biaya secara signifikan. Banyak distributor telur menawarkan harga khusus untuk pembelian dalam jumlah besar, misalnya per peti (isi 30 kg) atau per krat (isi 15 kg). Strategi ini sangat cocok untuk keluarga besar, usaha kuliner skala kecil, atau bisa juga dilakukan dengan sistem patungan antar tetangga untuk mendapatkan harga yang lebih baik.

Alternatif Sumber Telur

Membeli langsung dari peternak merupakan salah satu cara terbaik untuk mendapatkan telur dengan harga yang lebih murah. Konsumen yang tinggal di dekat area peternakan ayam petelur dapat memanfaatkan kedekatan geografis ini untuk membeli telur tanpa melalui distributor atau pengecer. Beberapa peternak bahkan menawarkan sistem langganan dengan pengiriman reguler untuk konsumen yang membeli dalam jumlah tertentu.

Bergabung dengan koperasi konsumen atau kelompok pembelian bersama juga dapat menjadi solusi untuk mendapatkan telur dengan harga lebih baik. Dengan mengumpulkan permintaan dari banyak anggota, koperasi atau kelompok pembelian dapat menegosiasikan harga yang lebih rendah dari distributor atau produsen telur. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya