Perhatikan Biaya Ini Saat Mudik Pakai Jalur Darat

Apa saja yang perlu diperhatikan dan atur dana saat mudik pakai jalur darat?

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Mei 2019, 04:00 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2019, 04:00 WIB
Tol Salatiga-Kartasura Gunakan Sistem Buka Tutup
Kendaraan pemudik melintas setelah dilakukan penutupan sementara di ruas Tol Salatiga-Kartasura, Barukan, Semarang, Jateng, Selasa (12/6). Hal ini dilakukan untuk mengurai kepadatan arus lalu lintas di Jembatan Kali Kenteng. (Liputan6.com/Arya Manggala)

Liputan6.com, Jakarta - Mudik Lebaran ke kampung halaman mungkin menjadi tradisi bagi sebagian masyarakat Indonesia. Pada 2019, mungkin kondisinya berbeda lantaran harga tiket pesawat mahal.

Oleh karena itu, diperkirakan pemudik memakai jalur darat bakal meningkat. Apalagi dengan terhubungnya Tol Trans Jawa yang hubungkan Jakarta hingga Surabaya. Litbang Kemenhub prediksi jumlah penumpang yang menggunakan mobil dan bus mencapai 8,8 juta orang.

Para pemangku kepentingan mulai dari pemerintah melalui Kementerian Perhubungan, operator jalan tol dan kepolisian bersiap dan mengantisipasi mudik dan balik Lebaran 2019.

Bagi Anda yang akan memakai jalur darat saat mudik Lebaran 2019 perlu juga mencermati bagaimana mengatur keuangan agar tepat digunakan. Apalagi memakai jalur darat membutuhkan waktu sehingga perlu ada pos-pos biaya yang disiapkan.

Perencana Keuangan Oneshildt Financial Planning, Mohamad Andoko menuturkan,  mudik 2019 unik lantaran tiket pesawat mahal. Dengan kondisi itu, Andoko menilai akan membuat masyarakat memakai mobil untuk mudik. Meski demikian, mengatur dana untuk mudik sebaiknya dilakukan jauh-jauh hari.

Jika mudik memang sudah jadi kegiatan rutin, menurut Andoko, dana tersebut bisa didapatkan dari tunjangan hari raya (THR), bonus jika perusahaan memberikan bonus, dan menyisikan 10 persen dari penghasilan untuk kegiatan liburan yang termasuk di dalamnya mudik.

Menyisihkan dana 10 persen untuk kegiatan liburan tersebut lantaran siapa tahu Anda dan keluarga pergi liburan sebanyak satu hingga dua kali dalam setahun.

"Bila dana mudik memang sudah cukup dari THR sebaiknya pakai THR saja. Bonus dan tabungan yang disisihkan 10 persen untuk kegiatan liburan jangan diganggu. Kalau THR tidak cukup, bisa diambil sebagian dari bonus misalkan sekitar 25 persen-50 persen, dan sisa bonus untuk investasi. Kalau tidak cukup dari THR, bonus, maka bisa diambil dari tabungan yang sudah disisihkan," ujar Andoko saat dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis Minggu (18/5/2019).

Andoko menambahkan, bagi Anda terutama keluarga yang memutuskan mudik lewat jalur darat ada sejumlah hal perlu diperhatikan untuk mengatur keuangan. Hal ini agar keuangan tetap terjaga dan mudik dapat terasa nyaman.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Pos Biaya yang Diperhatikan

Pemudik Mulai Padati Tol Cipali
Kepadatan terjadi di Jalan Tol Cipali, Jawa Barat mengarah ke Jakarta, Kamis (29/6). Memasuki H+4 Lebaran, arus balik dari Jawa Tengah menuju Jakarta masih terpantau ramai lancar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Hal diperhatikan antara lain pertama, transportasi.”Bila punya mobil sendiri itu tidak masalah karena tidak ada tambahan biaya. Kalau tidak ada mobil pribadi maka harus sewa. Nah, apakah Anda bisa setir atau tidak?Kalau tidak ada tambahan biaya lagi untuk sewa sopir,” ujar Andoko.

Kedua, bensin. Sejak jauh-jauh hari sudah perhitungkan dan siapkan dana untuk bahan bakar. Ketiga, uang elektronik atau e-money.

"Kalau memakai jalur darat siapkan e-money untuk bayar tol. Kalau lewat tol Trans Jawa siapkan e-money dengan isi untuk pulang pergi," kata dia.

Keempat, akomodasi. Andoko menuturkan, karena memakai jalur darat membutuhkan waktu, sehingga juga dapat membuat pemudik beristirahat dulu di tengah jalan. Oleh karena itu juga pos akomodasi perlu dianggarkan bila diperlukan.

"Sebaiknya juga dipesan jauh-jauh hari karena momen Lebaran biasanya penuh," kata dia.

Kelima, biaya makan. Untuk berhemat dan menjaga-jaga kondisi bila terjadi kepadatan lalu lintas, Andoko mengingatkan untuk membawa makanan.

Keenam, zakat, infaq dan sadakah. Ketujuh, biaya oleh-oleh dan rekreasi.

Andoko menuturkan, dari pos-pos tersebut, biaya terbesar diperkirakan dari transportasi, bahan bakar dan akomodasi. "Biasanya untuk bahan bakar dan akomodasi bisa mencapai 50-60 persen," tutur dia.

Andoko juga mengingatkan agar biaya-biaya yang dikeluarkan untuk dicatat dan disimpan struk bila ada pembelian. Hal ini agar dapat menjadi catatan dan acuan untuk mudik tahun selanjutnya.

"Pengeluaran perlu direcord. Kenapa?Ini agar jadi benchmark, jadi biar tahu pos-pos pengeluaran mana saja yang perlu dikurangi," kata dia.

Andoko pun mengingatkan agar mudik dapat terasa menyenangkan dan tidak menjadi beban. Ia pun memiliki jargon mudik yaitu memampukan diri Anda untuk pulang kampung, utamakan pos-pos prioritas, diatur uang saat pulang kampung, investasi zakat, dan kelola keinginan supaya tidak jebol.

Selanjutnya

Banner Infografis Satu Arah Tol Trans Jawa Saat Mudik Lebaran
Banner Infografis Satu Arah Tol Trans Jawa Saat Mudik Lebaran. (Liputan6.com/Abdillah)

Sementara itu, Perencana Keuangan Mitra Edukasi Mike Rini menuturkan, saat mudik memakai jalur darat terutama memakai kendaraan pribadi dapat mengajak keluarga lain.

Akan tetapi, perlu diperhatikan jenis kendaraannya yang dapat muat banyak orang. Dengan mengajak keluarga lain, menurut Mike bisa patungan untuk bahan bakar, dan sewa mobil bagi yang belum memiliki mobil pribadi.

Selain itu, Mike juga mengingatkan untuk menyiapkan biaya logistik untuk pulang pergi. Kemudian atur biaya logistik agar tidak kehabisan saat tiba di kampung halaman.

Selanjutnya juga perhatikan akomodasi. Bila kondisi rumah cukup untuk menampung keluarga saat mudik, memang tidak akan tambah biaya. "Kalau tidak muat menginap di rumah saudara dan orangtua, jadi nginap di hotel, akomodasi juga diperhatikan,” tutur Mike saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, asuransi juga perlu diperhatikan terutama asuransi kesehatan dan perjalanan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya