Gubernur BI Beberkan Kunci Kembangkan Ekonomi Syariah

Sebagai penduduk muslim terbanyak, Indonesia berpotensi menjadi pusat ekonomi syariah dunia.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Agu 2019, 20:37 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2019, 20:37 WIB
BI Tahan Suku Bunga Acuan 6 Persen
Gubernur BI Perry Warjiyo bersiap Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (20/6/2019). Rapat memutuskan untuk mempertahankan BI7DRR sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyatakan bahwa ekonomi syariah ke depan bisa menjadi arus baru dalam perkembangan ekonomi di Indonesia. Sebab dengan jumlah populasi dan penduduk muslim terbanyak, perkembangan ekonomi syariah akan semakin besar.

“Saya menyampaikan sedikit ilmu, tadi kita sudah menyimak pak Kyai potensi RI sangat besar, bahwa ekonomi syariah bisa menjadi arus baru perkembangan ekonomi ke depan,” ujarnya di Jakarta, Jumat (23/8/2019).

Perry membeberkan setidaknya ada beberapa kunci dalam mengembangkan ekonomi syariah sebagai potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satunya adalah komitmen dan kebijakan pemerintah yang mendukung.

Kemudian selanjutnya adalah melalui sinergi program antar instusi pemerintahan. Terakhir tak kalah penting yakni bagiamana melakukan sinergi dengan kelembagaan swasta lewat asosiasi.

"Tiga hal itu harus menjadi pesan utama dari mutmakar ini dalam mendorong perkembangan ekonomi syariah," kata orang nomor satu di BI tersebut.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Kata Ma'ruf Amin

Jelang Tunaikan Haji, Pengurus PBNU Doakan Ma'ruf Amin
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (kiri) menyalami bakal calon wakil presiden Ma'ruf Amin (kanan) saat bertemu di Kantor PBNU, Jakarta, Selasa (14/8). Sejumlah pengurus PBNU mendoakan Ma'aruf Amin melaksanakan ibadah haji. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Sebelumnya, Wakil Presiden RI terpilih periode 2019-2024, Ma'ruf Amin mengatakan, ekonomi syariah sangat potensial menjadi variable penting terciptanya arus ekonomi di Indonesia. Hipotesis tersebut, setidaknya didasarkan atas beberapa hal seperti keniscahayaan middle income group.

Berkaca pada data Bappenas, kata Ma'ruf, pertumbuhan masyarakat berpendapatan menengah di Indonesia akan mendominasi perekonomian sampai 2040. Di mana sebagian besar mereka adalah umat islam. Sehingga dapat dikatakan kelas menengah muslim mengalami peningkatan.

"Itu menunjukan semakin besarnya kekuatan ekonomi islam di Indonesia. Saya optimis Indonesia akan menjadi pusat kebangkitan ekonomi islam," kata Ma'ruf yang juga sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat IAEI.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Sri Mulyani Akui Ekonomi Islam Indonesia Masih Tertinggal

Sri Mulyani Ajak Diet Plastik Saat Buka DhawaFest Pesona 2019
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan sambutan saat membuka DhawaFest Pesona 2019 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (8/5/2019). Dalam sambutannya, Sri Mulyani juga mengajak semua jajaran Kemenkeu untuk peduli dan memelihara lingkungan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui bahwa Indonesia masih cukup tertinggal sebagai negara ekonomi islam terbaik di dunia. Bahkan Indonesia belum mampu masuk 10 besar Global Islamic Economy Index.

Padahal kata Sri Mulyani, Indonesia merupakan pemain terbesar dalam sektor ekonomi Islam. Sayangnya, kelebihan tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendorong perekonomian negara.

"Di dalam ekonomi islam, indeks dihitung berdasarkan indikator lain yakni industri berbasis syariah. Dalam sektor itu, kita harus akui Indonesia masih sangat tertinggal," ujar Ani di Jakarta, Jumat (23/8/2019).

Berdasarkan peta keseluruhan industri halal dunia, omzet yang dihasilkan setiap tahun mencapai USD 2,1 triliun. Dari total tersebut, Indonesia memegang angka cukup besar dan itu datang dari sektor makanan dan minuman halal yang mencapai USD 174 miliar. Namun dirinya menyayangkan, angka itu hanya datang dari satu pemain yakni Indofood.

Maka dari itu, Sri Mulyani menekankan seluruh pihak harus mulai duduk bersama membenahi ekosistem ekonomi Islam di Nusantara. Fondasi yang sudah terbangun harus semakin dikuatkan untuk menopang industri syariah ke depannya.

"Salah satu yang menjadi hambatan utama dalam pengembangan ekonomi Islam di Indonesia adalah minimnya sumber daya manusia di sektor tersebut. Jumlah penduduk kita banyak tapi kualitas kita belum sampai atas. Ini adalah cerminan secara umum. Maka dari itu kita perlu melakukan invstasi agar SDM kita unggul," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya