Bulog Masih Serap 3 Ribu Ton Beras per Hari

Harga beras secara umum di tingkat konsumen mulai mengalami tren kenaikan walaupun tidak signifikan.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 24 Sep 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2019, 13:00 WIB
Budi Waseso
Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Perum Bulog menyatakan, saat ini masih ada beberapa wilayah di Indonesia yang masih bisa merasakan musim panen dan mampu memproduksi beras hingga sekitar 3 ribu ton per hari.

"Ada beberapa wilayah yang masih panen. Diantaranya ada di beberapa wilayah di Lampung, di beberapa wilayah di Sulawesi itu masih. Itu yang sekarang kita serap, rata-rata per hari masih bisa mencapai 3 ribu ton," ungkap Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso di kantornya, Jakarta, Selasa (24/9/2019).

Kendati demikian, pria yang akrab disapa Buwas ini melanjutkan, pihaknya tetap menyiapkan 1,2 juta ton beras. Dari jumlah tersebut, 500 ribu ton diantaranya dipakai untuk persiapan terjadinya musim kemarau berkepanjangan, dan 700 ribu ton lainnya untuk penyaluran Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT).

"Kita masih punya stok, 1,3 juta ton, kalau itu (1,2 juta ton) terpakai semua. Tapi kan kita sampai hari ini masih bisa menyerap di beberapa daerah produksi beras. Rata-rata sehari 3 ribu ton," sambungnya.

Berdasarkan data milik Perum Bulog, harga beras IR-64 III di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) di tingkat grosir sebesar Rp 9.025 per kg. Sedangkan pantuan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) menyebut bahwa harga beras medium II di tingkat eceran adalah sebesar Rp 11.550 per kg.

Sementara berdasarkan hasil pencatatan harga oleh Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan bahwa harga beras secara umum di tingkat konsumen mulai mengalami tren kenaikan walaupun tidak signifikan.

Memperhatikan pola pergerakan harga beras tahunan yang menunjukkan tren kenaikan sampai akhir tahun, Buwas melanjutkan, hal ini harus diantisipasi melalui kegiatan operasi pasar dalam rangka menjaga Ketersediaan Pasokan dan Stabilitas Harga (KPSH) yang massive, sehingga kenaikan harga menuju akhir tahun dapat dikendalikan sedari dini.

"Kita punya stok yang cukup. Jadi untuk operasi pasar ini kita tinggal mengantisipasi dan siapkan dari jauh hari. (Beras) medium-premium kita jual, sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Jadi masyarakat membutuhkan premium ya kita siap, medium juga kita siap," tutup Buwas.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Penyerapan Tak Sesuai Target, Bulog Yakin Stok Beras Tetap Aman

Budi Waseso
Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Budi Waseso (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Perum Bulog sanksi target penyerapan beras sebanyak 1,8 juta ton sepanjang 2019 ini akan berhasil terlaksana. Namun, perusahaan plat merah ini menyatakan stok beras dalam negeri tetap aman hingga akhir tahun.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso melaporkan, hingga saat ini pihaknya baru berhasil menyerap beras sebesar 1,1 juta ton. Dia pun hanya bisa menyanggupi serapan beras tambahan antara 200-300 ribu ton.

"Menurut saya sih kita maksimal sampai terakhir ini masih bisa tambah 200-300 ribu (ton) sampai akhir (tahun) selesai. Kita enggak bisa lagi, karena sudah tidak ada lagi produksi," ujar dia di Jakarta, Jumat (20/9/2019). 

Kendati demikian, pria yang akrab disapa Buwas ini meyakini stok beras yang dimiliki negara saat ini masih terhitung aman di tengah cuaca kemarau berkepanjangan.

"Untuk menghadapi kemarau, kita sudah aman karena perintah negara sesuai undang-undang cuma 1 juta sampai 1,5 juta (ton). Sekarang kita ada hampir 2,5 (juta ton). Ya sudah pasti aman," serunya.

Adapun terkait alasan gagal mencapai target serapan, mantan Kabareskrim ini mengatakan bahwa Bulog sebelumnya tidak mendapat kepastian tentang bagaimana penyaluran beras tersebut.

"Kita belum ada jaminan pada saat itu untuk penyalurannya, penggunaannya. Sehingga kita tidak mau juga dong rugi ya karena beban itu terlalu tinggi, maka kita tunggu," tukas Buwas.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya