Pemerintah Butuh Rp 375 Triliun Bangun Jalan Tol hingga 2024

Kementerian PUPR menegaskan program pembangunan jalan tol masih dilakukan hingga 2024

oleh Bawono Yadika diperbarui 27 Sep 2019, 20:40 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2019, 20:40 WIB
Tol Cijago Seksi II
Pekerja beraktivitas di lokasi proyek Tol Cijago Seksi II di Depok, Jawa Barat, Rabu (27/2). Proses pembebasan lahan yang berlarut-larut hingga lebih dari delapan tahun menjadi penyebab proyek jalan tol tersebut molor. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan membangun sekitar 2.500 kilometer (km) jalan tol selama 2019-2024. Untuk memenuhi target tersebut, Pemerintahan membutuhkan dana hingga Rp375 triliun.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan, setiap satu kilometer jalan tol membutuhkan pendanaan berkisar Rp100-Rp150 miliar. Maka dengan target pembangunan 2.500 km anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp250 triliun-Rp375 triliun.

"Jadi memang kebutuhan untuk pembangunan jalan tol kedepan tidak kurang dari Rp250 triliun-Rp375 triliun," ujar dia dalam seminar bertema 'Masa Depan Jalan Tol Indonesia' di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (27/9/2019).

Basuki menjelaskan, pembangunan jalan tol sepanjang 2.500 km itu terdiri dari tol yang dibangun pada tahun 2019 sepanjang 460 km dan pembangunan tol di 2020-2024 sepanjang 2.084 km.

"Jalan tol tersebut akan dibangun melalui investasi, baik yang sifatnya penugasan seperti jalan Tol Trans Sumatera, program pemerintah, maupun prakarsa badan usaha," jelasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tulang Punggung Transportasi Darat

Tol Cijago Seksi II
Seorang anak terlihat di lokasi proyek Tol Cijago Seksi II di Depok, Jawa Barat, Rabu (27/2). Pengelola Jalan Tol Cijago PT Translingkar Kita Jaya (TLKJ) menargetkan seksi II jalan tol itu dapat beroperasi pada April 2019. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Asal tahu saja, berdasarkan data Kementerian PUPR pembangunan jalan tol itu mencakup Tol Trans Jawa, Trans Sumatera, Tol di Sulawesi, Tol di Kalimantan, Tol Jabodebek, dan Tol Non Trans Jawa.

Dia menjelaskan, jalan tol merupakan backbone (tulang punggung) sistem konektivitas transportasi darat. Di mana sebanyak 90 persen orang dan muatan masih diangkut dengan mengandalkan angkutan darat.

Oleh sebab itu, salah satu fokus pemerintah ke depan ialah tetap melakukan pembangunan jalan tol. Mengingat infrastruktur jalan mendukung terjadinya konektivitas guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi pelayanan sistem logistik nasional.

"Membangun jaringan transportasi itu memiliki tujuan supaya lebih cepat, aman, dan lebih nyaman," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya